Kastara.id, Jakarta – Kelangkaan pupuk masih sering menyulitkan petani, karena kalaupun barangnya ada harganya sangat tinggi. Anggota Komisi IV DPR RI Mahfudz Siddiq berharap, urusan pupuk ini bisa tepat waktu, tempat jumlah, tepat harga, dan tepat lokasi.

“Kalau pupuk itu ada tapi tibanya tidak tepat waktu, sehingga keberadaan pupuk tersebut tidak banyak manfaatnya, karena pupuk itu bisa dipergunakan, sebab datangnya tidak di saat musim tanam. Juga masalah tepat harga. Kalau di saat musim tanamnya harganya tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh petani,” kata Mahfudz Siddiq di Jakarta (17/8).

Pupuk juga harus tepat jumlahnya, “Kalau pupuknya ada, tapi jumlahnya tidak memadai, ini yang memicu kelangkaan, membuat harga pupuk sangat tinggi. Sedangkan tepat lokasi berarti pupuk harus di lokasi saat musim tanam tiba, sehingga pupuk bisa dimanfaatkan oleh daerah yang membutuhkannya,” ujarnya.

“Karena itu kami mendorong pemerintah membenahi tata niaga pupuk tersebut, agar masalah itu bisa menjadi perhatian pemangku kepentingan,” katanya.

Mahfudz mengatakan, tingginya harga pupuk juga dipicu oleh tingginya harga gas sebagai bahan dasar pupuk. Seperti diketahui, sekitar 71 persen kompenen biaya pupuk itu adalah harga gas yang di dalam negeri harganya mencapai lebih 6 dolar per-mmbtu.

“Padahal harga gas dunia di bawah 4 dolar per-mmbtu, sementara pembelian gas yang baru ditandatangani Presiden 6 dolar permmbtu. Hal itu membuat pupuk dalam negeri tidak kompetitif di pasar,” ujarnya.

Mahfudz Siddiq mengakui persediaan pupuk untuk petani sangat cukup, bahkan over dan sudah diekspor. “Cuma kenapa harganya sangat tinggi, ini yang perlu dbenahi tata niaganya seperti apa,” katanya. (rya)