Mustafa Kemal Attaturk

Kastara.ID, Jakarta – Kedutaan Besar (Kedubes) Turki untuk Indonesia akhirnya memberikan penjelasan soal rencana penggunaan nama Mustafa Kemal Attaturk menjadi nama jalan di Jakarta. Melalui keterangan tertulis yang disampaikan ke sejumlah awak media, Senin (18/10), pihak Kedubes Turki menyatakan rencana tersebut sebagai balasan atas permintaan serupa yang pernah dilakukan Indonesia.

Pihak Kedubes Turki menuturkan, Indonesia pernah meminta agar jalan di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara diubah. Semula jalan tersebut bernama Holland Street. Atas permintaan Indonesia namanya diganti menjadi Jalan Sukarno.

Kedubes Turki melanjutkan, lantaran permintaan tersebut sudah dipenuhi, tindakan yang sama juga pantas dilakukan Indonesia, yakni menjadikan nama bapak bangsa Turki menjadi nama jalan di ibukota Indonesia, Jakarta. Sesuai dengan prinsip resiprokal, jalan yang berdekatan atau bersebelahan dengan Kedubes Turki di Jakarta akan diubah namanya menjadi Jalan Attaturk.

Menurut Kedubes Turki, proses pemilihan jalan yang akan bernama Jalan Attaturk sampai saat ini masih berlangsung. Karena diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan pihak berwenang di Indonesia.

Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberikan keterangan serupa. Saat berbicara di Klender, Jakarta Timur (17/10), Riza mengatakan, rencana ini merupakan kerja sama pemerintah Indonesia dan pemerintah Turki.

Politisi Partai Gerindra ini mengakui memang ada keinginan menggunakan nama tokoh Indonesia di Turki. Sebaliknya ada nama tokoh Turki di Indonesia. Hal ini sebagai timbal balik serta menjaga hubungan kedua negara yang sudah terjalin dengan baik selama ini.

Seperti diberitakan, rencana penggunaan nama Attaturk menjadi nama jalan di Jakarta menuai polemik. Pasalnya kalangan Islam tanah air menolak rencana itu. Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyatakan penolakan lantaran Mustafa Kemal Attaturk dikenal berpaham sekuler.

Dalam keterangan resminya (17/10), Anwar menambahkan, Mustafa Kemal Attaturk selama memimpin Turki cenderung anti Islam. Bahkan Attaturk memerintahkan suara adzan diubah menggunakan bahasa Turki.

Sementara politisi Partai Gerindra Fadli Zon mengusulkan nama tokoh Turki lain sebagai nama jalan di Jakarta. Melalui akun twitternya, @fadlizon, anggota DPR RI itu mengusulkan nama Jalan Fatih Sultan Mehmet II.

Sultan Mehmet II atau yang dikenal dengan nama Muhammad Al Fatih adalah pimpinan Dinasti Utsmani atau Turki Ottoman ketujuh yang berkuasa pada 1444-1446 dan 1451-1481. Pada 29 Mei 1453, Sultan Mehmet II berhasil membebaskan Konstantinopel dari kekuasaan Romawi. Itulah sebabnya ia mendapat julukan Al Fatih yang berati Sang Penakluk. (ant)