Pilpres

Kastara.ID, Jakarta – Sejumlah orang telah menyatakan dukungan terhadap pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Demi mewujudkan keinginan tersebut, sejumlah orang yang mengatasnamakan Komunitas Jokpro itu bakal membentuk Sekretariat Nasional (Seknas) Jokpro 2024.

Saat memberikan keterangan (18/6), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jokpro 2024, Timothy Ivan mengatakan, pembentukan Sekretariat Nasional Jokpro 2024 akan digelar di kawasan Tegal Parang, Jakarta Selatan, hari ini, Sabtu (19/7).

Ivan menuturkan, sebenarnya pihaknya tidak berniat menggelar acara besar. Namun ternyata antusias masyarakat cukup besar dan ingin menyatakan dukungan kepada pasangan Jokowi-Prabowo. Akhirnya menurut Ivan, pihaknya pun menggelar acara besar-besaran. Meski demikian, Ivan memastikan acara dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Ivan menjelaskan, Komunitas Jokpro 2024 adalah organisasi relawan yang menghimpun pendukung Jokowi dan Prabowo untuk maju pada Pilpres 2024. Ivan menyatakan, relawan Jokpro 2024 mendukung Jokowi kembali maju sebagai Presiden untuk periode yang ketiga.

Ivan menuturkan selain dirinya terdapat beberapa nama yang membidani lahirnya Komunitas JokPro 2024. Di antaranya adalah Baron Danardono Wibowo yang bertindak sebagai Ketum. Selain itu Direktur Eksekutif Indo Barometer (IB) M Qodari yang menjabat sebagai penasihat.

Ivan menceritakan, ide awal bermula dari dirinya dan Baron. Mereka berdua selanjutnya bertemu dengan Qodari. Hasil pembicaraan itulah yang selanjutnya diwujudkan dengan membetuk Komunitas Relawan JokPro. Nantinya Sekretariat Nasional (Seknas) bakal menjadi rumah bagi para pendukung Jokowi dan Prabowo di seluruh Indonesia.

Ivan menuturkan, Seknas terbuka bagi siapapun yang mendukung pasangan Jokowi-Prabowo. Ivan juga menerima dengan senang hati siapapun pihak yang menolaknya guna berdiskusi. Ivan menegaskan, yang setuju silakan dan yang tidak setuju monggo berdiskusi.

Seperti diketahui wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode belakang disuarakan beberapa pihak. Meski demikian, Jokowi menyatakan menolak masa jabatannya sebagai presiden diperpanjang. (ant)