Sinergisitas antara Dispusip DKI Jakarta dan ISIPII akan diimplementasikan perdana dalam kegiatan Rembuk Perpustakaan Khusus pada wilayah DKI Jakarta pada akhir Juni 2023. Tujuannya, mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh perpustakaan khusus dalam melakukan pelayanan terhadap penggunanya.

Kepala Dispusip DKI Jakarta, Firmansyah mengatakan, keberadaan perpustakaan harus dekat dengan masyarakat penggunanya dan manfaatnya perlu dirasakan langsung. Oleh karena itu, kapasitas SDM perpustakaan harus diperkuat salah satunya adalah melalui membangun kembali kebiasaan membaca.

“Lebih jauh, kegiatan ini juga sekaligus bertujuan menyamakan persepsi terkait dengan isu strategis yang berkembang dalam bidang perpustakaan serta menyelaraskan dan menyepakati tujuan bersama yang ingin dicapai baik oleh Dispusip DKI Jakarta dengan seluruh peserta rembuk Perpustakaan khusus,” ujar Firmansyah, Senin (19/6).

Dia menyampaikan, dari hasil kegiatan ini akan disusun peta jalan penguatan kelembagaan perpustakaan dan sumber daya manusia melalui kolaborasi dan sinergi antara Dispusip DKI Jakarta dengan seluruh pemangku kepentingan terkait.

“Program yang disusun diharapkan dapat berlangsung secara berkesinambungan sehingga tujuan perpustakaan sebagai salah satu sarana mencapai tujuan bangsa untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa tercapai melalui upaya yang dilakukan kolektif oleh seluruh elemen terkait,” kata Firmansyah.

Untuk diketahui, ISIPII sebagai organisasi perkumpulan sarjana ilmu perpustakaan salah satu tugas maupun fungsinya yakni mengembangkan dan memajukan Ilmu (bidang) Informasi dan Perpustakaan sebagai ilmu pengetahuan maupun profesi.

ISIPII berkontribusi pada Dispusip DKI Jakarta dalam beberapa isu strategis terkait dengan tata kelola perpustakaan dan informasi dalam upaya untuk memberikan kemudahan akses dan akurasi terhadap informasi di era digital sekarang ini.

Beberapa strategi yang diupayakan antara lain melalui pengembangan kapasitas SDM perpustakaan dan jejaring kelembagaaan perpustakaan pada area DKI Jakarta, Penguatan kapasitas perpustakaan dalam pendokumentasian pengetahuan lokal (tacit knowledge) sebagai aset budaya masyarakat DKI Jakarta melalui pendekatan knowledge management, serta Optimalisasi layanan perpustakaan melalui aktivasi layanan berkolaborasi dengan komunitas masyarakat.

“Diharapkan, keberadaan perpustakaan dapat dirasakan secara langsung oleh para pemangku kepentingan yang ada,” tandas Firmansyah. (hop)