Headline

Ketika Ulama Mengutamakan Persatuan dan Kesatuan

Kastara.ID, Jakarta – Di hadapan para siswa, guru dan alumni SMAN 15 Jakarta, Ketua Badan Anggaran MPR RI Idris Laena, menyampaikan kekagumannya terhadap kekayaan Indonesia. Disebutnya, Indonesia adalah negara yang besar, terdiri dari 17.000 pulau, 1370 suku, serta 800 bahasa. Kekayaan Indonesia itu menurut Idris Laena bukan hanya membanggakan tetapi juga berpotensi menyebabkan perpecahan.

Uni Soviet, kata Idris, negara adidaya itu kini telah hilang dari peta dunia. Negara itu terpecah belasan negara kecil, yang memerdekakan dirinya sendiri. Demikian pula Yordania, negara yang dulu makmur dengan angkatan perangnya yang sangat kuat, itu kini menjadi negara-negara sendiri, sesuai kelompok-kelompok yang hidup di sana. Sedangkan Libanon, negeri nan Indah itu saat ini dilanda kecamuk perang saudara yang tak berkesudahan. Di Libanon, pertempuran bisa terjadi kapan saja, meski sebelumnya dalam kondisi damai.

“Kita harus syukuri hidup di Indonesia. Kita memang belum terlalu maju, tetapi kita hidup dengan aman dan damai. Kita bisa melakukan aktivitas, tanpa harus merasa takut dan mencekam,” kata Idris Laena menambahkan.

Suasana seperti itu menurut Idris harus dipertahankan. Caranya, semua kelompok dan suku-suku yang ada di Indonesia, saling menghormati satu dengan yang lainnya. Tidak boleh ada satu kelompok pun yang merasa menang sendiri. Semua harus mau berkorban demi kepentingan bersama.

Pernyataan itu disampaikan Idris Laena saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di hadapan keluarga besar SMAN 15 Jakarta Utara. Acara tersebut merupakan kerja sama antara MPR dengan Bina Prestasi Nusantara dan berlangsung di halaman SMAN Libel pada Senin (19/8). Ikut hadir pada acara tersebut Kepla Sekolah SMAN 15 Nurita Siregar dan para alumni SMAN 15.

Salah satu contoh sikap toleransi dan pengorbanan yang patut ditiru oleh generasi muda, menurut Idris adalah saat umat Islam Indonesia rela menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta sehingga untuk menjadikan Pancasila seperti yang dikenal sekarang. Saat itu, para ulama lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia, dibanding ego keagamaan. Dan dengan sukarela serta keikhlasan yang tinggi mereka memilih negara Kesatuan Republik Indonesia dibanding negara Islam.

“Sikap-sikap seperti ini harus senantiasa dikedepankan. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan kelompok dan golongan. Inilah yang akan membuat NKRI terus bersatu. Tetapi jika masing-masing kelompok, mengutamakan kepentingan golongannya sendiri, sangat mungkin NKRI ini akan terpecah belah,” kata Idris Laena lagi.

Negara yang kuat menurut Idris bukan ditentukan oleh militernya. Sejarah membuktikan Uni Soviet yang ditakuti Amerika kini lenyap dari peta dunia. Tetapi kuat lemahnya suatu negara ditentukan oleh rasa nasionalisme seluruh warganya. Jika nasionalisme masyarakat tinggi, apapun hambatan yang dihadapi, mereka akan bersatu padu menghadapi hambatan yang menghadang. Tanpa harus menunggu militernya turun tangan. (rya)

Leave a Comment

Recent Posts

Ahli Waris Kampung Bojong Malaka Gelar Silaturahmi dan Doa Bersama

  Kastara.Id,Depok - Ahli waris Kampung Bojong Malaka mengadakan halal bihalal dan doa bersama agar…

Nuroji : Gerindra Sudah Mengantongi Dua Nama Supian Suri dan Yeti Wulandari Untuk Walikota dan Wakilnya

Kastara.Id,Depok- Nuroji anggota DPR RI Fraksi Gerindra  terpilih kembali di Pileg 2024 menghadiri undangan acara…

Pemerintah Kota Depok Harus Ada BPR Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat akan membentuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sebagai…

Paripurna DPRD Depok Dalam Rangka Memperingati HUT Depok ke-25

Kastara.Id,Depok- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT…

Jokowi dan Gibran Pas Berlabuh di PSI atau Golkar

Kastara.ID, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) dengan tegas menyatakan, Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming…

Alhamdulilah SK sudah diberikan Imam Budi Hartono

Kastara.Id,Depok - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu  resmi memberikan Surat Keputusan (SK) rekomendasi…