Islam Wasathiyah

Kastara.ID, Abu Dhabi – Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan bertemu dengan sejumlah pimpinan lembaga keagamaan Islam dalam kunjungannya di Uni Emirat Arab (UEA). Kedua pihak sepakat untuk saling tukar informasi (sharing) pengalaman tentang praktik baik dan model pengarusutamaan Islam Wasatiyah.

“Alhamdulillah kita sudah saling sepakat tentang pentingnya pengembangan Islam Wasatiyah di kedua negara. Hal ini karena kedua negara mempunyai kepentingan yang sama untuk menangkal munculnya faham dan pemikiran keislaman yang esktrem dan radikal,” jelas M Nur Kholis Setiawan di Abu Dhabi, kemarin (18/9).

“Paham keislaman yang ekstrem dan radikal tidak sesuai dengan karakter dan budaya masyarakat Indonesia dan Uni Emirat Arab. Karenanya, kita sepakat untuk saling bertukar informasi tentang praktik baik dan model pengarusutamaan Islam Wasatiyah di masyarakat,” sambung Guru Besar UIN Sunan Kalijaga tersebut.

Kunjungan delegasi Indonesia ke Abu Dhabi berlangsung dari 15-18 September 2019. Delegasi mengunjungi dua lembaga strategis di UEA, yaitu General Authority for Islamic Affairs and Awqaf dan Al Markaz Al Rasmiy Lil Ifta’ (Pusat Fatwa).

 

Di lembaga pertama, delegasi mendiskusikan tentang tawaran kerja sama di bidang pengiriman imam masjid dari Indonesia ke Uni Emirat Arab. Direktur General Authority for Islamic Affairs and Awqaf berharap para imam masjid tersebut dapat menjadi duta Islam Wasatiyah. Lebih lanjut, Chairman of General Authority for Islamic Affairs and Awqaf menjelaskan bahwa karakter Islam Wasatiyah sesungguhnya sudah menjadi bagian inheren dari budaya dan karakter masyarakat di UEA.

Sementara itu, pada saat kunjungan ke Al Markaz Al Rasmiy Lil Ifta, delegasi melakukan diskusi tentang strategi dan model pengarusutamaan Islam Wasatiyah di Uni Emirat Arab. Direktur Al Markaz Al Rasmiy Lil Ifta (Pusat Fatwa) Mrs. Syammah Addakhiri menjelaskan konsep strategi teknis implementasi Islam Wasatiyah di UEA. Dia menjelaskan bahwa lembaganya mempunyai otoritas untuk memproduksi konten-konten keagamaan Islam dan mendiseminasinya kepada masyarakat melalui masjid dan juga media elektronik.

Masyarakat dapat dengan mudah mengakses konten-konten keislaman, seperti naskah Khutbah Jumat dan sebagainya. Dia juga menjelaskan bahwa lembaganya memberikan layanan konsultasi keagamaan kepada masyarakat melalui berbagai channel, mulai dari telpon, pesan singkat SMS, email, dan media sosial lainnya.

Kesepakatan lainnya dari kunjungan ini adalah kerjasama untuk mendirikan Pusat Islam Wasatiyah di Solo. Uni Emirat Arab siap memberikan bantuan untuk pembangunan masjid, perguruan tinggi Islam, asrama mahasiswa, dan pusat media penyebaran faham Islam Wasatiyah. “UEA juga akan membantu mendatangkan para ulama moderat Timur Tengah untuk datang ke Indonesia untuk memberikan saling tukar informasi dan pengetahuan keislaman,” tandas M Nur Kholis.

Hadir juga dalam kunjungan ini, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Ahmad Rizal Purnama, Tenaga Ahli KSP Munajat, serta Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah Abdullah Faqih. (put)