Diplomacy Festival

Kastara.ID, Bandung – “Perdamaian tidak datang dari langit. Perdamaian harus diupayakan dan dirawat. Sementara itu, perbedaan adalah kodrat. Untuk itu pengingkaran terhadap perbedaan adalah pengingkaran terhadap kodrat,” demikian ditekankan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di hadapan sekitar 1000 mahasiswa pada talkshow di Graha Sanusi, Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung (19/12).

Menlu Retno mengungkapkan upaya-upaya Indonesia bagi penjagaan perdamaian dunia. Bagi Indonesia, diplomasi perdamaian dan diplomasi kemanusiaan menjadi dua fokus kuat diplomasi di tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu.

Untuk Afghanistan yang tengah berada dalam situasi konflik misalnya, Indonesia menginisiasi pertemuan trilateral ulama antara Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia yang mengajak para ulama di ketiga negara bertukar pandangan mengenai perdamaian. Indonesia juga terus secara konsisten mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Pada Oktober lalu, telah diresmikan Palestine Walk yang menandai solidaritas Indonesia dan Palestina. Lebih lanjut, Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi pada UNRWA dalam penanganan isu pengungsi Palestina.

Dalam diplomasi, Indonesia selalu mengupayakan pencegahan konflik (conflict prevention). “Indonesia yang majemuk membuat potensi perbedaan mutlak ada. Namun, kita menjadikan kemajemukan tersebut sebagai aset. Kemajemukan harus dirawat dengan toleransi dan saling menghormati. Insya Allah dengan begitu Indonesia akan dilihat sebagai negara yang kuat dan dicontoh oleh negara lain,” ungkap Menlu Retno.

Menlu Retno juga menyampaikan upaya diplomasi kemanusiaan Indonesia seperti pada isu Rakhine State. Dalam upaya penanganan pengungsi Rakhine State, Indonesia senantiasa memperjuangkan repatriasi pengungsi yang berprinsip sukarela, aman, dan bermartabat. “Indonesia akan terus berada di garda terdepan untuk memastikan isu kemanusiaan dapat diselesaikan dengan bermartabat,” tegas Menlu Retno.

“Rekam jejak diplomasi Indonesia selama ini dicatat dan diapresiasi oleh dunia. Hasilnya, Indonesia terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019–2020. Capaian ini menjadi capaian seluruh anak bangsa,” tukas Menlu Retno.

Tak lupa Menlu Retno berpesan bagi seluruh pemuda Indonesia untuk merawat persatuan dan menghormati perbedaan. Di Bandung sendiri, sebagai kota tempat diadakannya Konferensi Asia Afrika 1955, diharapkan generasi muda dapat terus menjadikan Bandung sebagai tempat di mana perdamaian dapat terus ditumbuhkembangkan.

Public lecture Menlu RI di Universitas Padjadjaran merupakan bagian dari rangkaian kegiatan “Diplofest” atau Diplomacy Festival yang diadakan Kementerian Luar Negeri di Bandung pada 18-19 Desember 2018. “Diplofest” bertujuan untuk mendekatkan dunia diplomasi dan langkah diplomasi Indonesia kepada kalangan generasi muda. Sebelumnya, Diplofest telah sukses diselenggarakan di Yogyakarta pada 25–26 Oktober 2018 dan Surabaya pada 23–24 November 2018. (nth)