Minapadi

Kastara.ID, Yogyakarta – Optimalisasi lahan melalui integrasi dengan budidaya ikan telah mengalami evolusi di masyarakat. Setelah berhasil dengan menggabungkan budidaya ikan dengan kegiatan menanam padi atau yang lebih dikenal dengan minapadi, masyarakat juga mulai menerapkan teknologi budidaya mina tanaman, yaitu menggabungkan budidaya ikan dengan menanam produk hortikultura. Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani Kampung Minapadi Samberembe, di Dusun Samberembe, Desa Candibinangun, Pakem yang berhasil menggabungkan kegiatan budidaya ikan dengan menanam produk cabai dan timun.

Sebagai informasi, Kelompok Tani Kampung Minapadi Samberembe pada awalnya adalah lokasi program percontohan sekaligus penerima bantuan budidaya ikan sistem minapadi dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB-KKP) pada tahun 2014 berupa benih, pakan dan penyiapan lahan. Kelompok pembudidaya ini mulanya melakukan metode penanaman padi bersama dengan budidaya udang galah atau yang lebih dikenal dengan UGADI. Seiring berkembangnya teknologi dan permintaan pasar, semakin banyak metode yang diaplikasikan pada lahan tersebut, seperti mina timun, mina cabai dan lainnya, hingga menjadi maju dan sukses seperti sekarang.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto dalam keterangannya di Jakarta (21/9), memberikan apresiasi kepada masyarakat Desa Samberembe yang berhasil mengembangkan potensi lahan yang ada melalui penggabungan sektor perikanan, pertanian bahkan hingga sektor pariwisata dan edukasi.

“Kegiatan ekonomi padat karya yang melibatkan banyak masyarakat menjadi sangat penting dalam masa pemulihan ekonomi nasional ke depan. Inovasi yang dikembangkan dengan menggabungkan budidaya ikan maupun udang dengan tanaman seperti timun dan cabai dapat menjadi model yang tepat untuk meningkatkan pendapatan petani,” lanjut Slamet.

Slamet menilai bahwa keunggulan budidaya ikan sistem minapadi seperti minim penggunaan pupuk, pestisida maupun fungisida. Hal ini dirasakan manfaatnya oleh pembudidaya mina tanaman, sehingga biaya operasional dapat ditekan dan secara otomatis meningkatkan margin keuntungan yang didapat oleh kelompok pembudidaya.

“Kampung minapadi Samberembe ini dapat menjadi contoh bagaimana bantuan pemerintah dapat berkembang dengan kreatifitas dan keinginan masyarakat untuk lebih maju. KKP siap untuk terus mendorong dan mendukung keinginan masyarakat untuk terus berkembang. DJPB akan menyalurkan bantuan seperti mesin pakan untuk program pakan mandiri dan paket budidaya ikan sistem bioflok tahun ini, dan tentu saja dilaksanakan juga pendampingan dan pelatihan teknis yang dibutuhkan,” pungkas Slamet.

Sementara Ketua Kelompok Tani Kampung Minapadi Samberembe, Satriyanta mengatakan bahwa kelompoknya mulai melakukan budidaya ikan sistem minapadi sejak tahun 2012, dengan luas lahan awal hanya sebesar 0.5 ha. Setelah menuai hasil yang cukup baik, banyak warga yang tertarik untuk ikut menerapkan konsep minapadi pada lahannya. Dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 39 orang, kini kelompoknya mencakup luas lahan sebanyak 2 ha, dan dengan masih tingginya minat warga yang lain tidak menutup kemungkinan akan dapat diperluas hingga mencapai 4-5 ha luas lahan.

“Pangsa pasar ikan nila yang cukup besar di DIY turut menjadi poin plus perkembangan budidaya ikan di lahan pertanian, sehingga yang sebelumnya masyarakat hanya mengenal minapadi menjadi berkembang hingga budidaya mina tanaman,” ujar Satriyanta.

Satriyanta juga menambahkan bahwa prospek ke depan untuk generasi muda terjun ke perikanan dan pertanian sangat terbuka lebar dengan rencana pengembangan desa Samberembe menjadi desa wisata teknologi pertanian.

“Dengan dijadikannya Samberembe sebagai desa wisata, turut mendongkrak perekonomian masyarakat di sekitar yang banyak mendirikan tempat usaha seperti rumah makan, tempat cinderamata dan oleh-oleh hasil perikanan, homestay, hingga pengusaha paket wisata. Melihat potensi ekonomi tersebut diharapkan akan menumbuhkan minat generasi muda untuk dapat menjadikan desa Samberembe terus maju dan berkembang di masa yang akan datang,” tutup Satriyanta. (wepe)