Budidaya

Kastara.ID, Jakarta – Presiden RI memberikan dua arahan penting kepada Menteri Kelautan dan Perikanan antara lain memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan pelaku usaha perikanan serta perikanan budidaya dioptimalkan dan diperkuat. Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang terus melaksanakan arahan dari Bapak Presiden melalui inovasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik dan kinerja instansi. Inovasi tersebut adalah Sosialisasi Tematik melalui SMS Blast untuk informasi kegiatan prioritas BPBL Batam, Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Robotik (SIMAPRO) untuk memberikan kemudahan akses pelayanan bantuan benih serta pengembangan sentra kawasan budidaya dengan sistem logistik benih yang mandiri (SEKAWAN LOGIK).

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangannya di Jakarta (21/9) mengatakan, inovasi teknologi informasi merupakan suatu keharusan dalam meningkatkan produksi perikanan budidaya yang berkelanjutan dan berdaya saing. Inovasi teknologi informasi yang telah dibangun BPBL Batam tentu ini luar biasa. Karena dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan perikanan budidaya secara otomatis akan menarik minat lebih banyak pelaku usaha untuk bergelut dalam bidang usaha ini.

Slamet menambahkan, saat ini ketersediaan benih unggul yang bermutu dengan harga yang terjangkau menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan akuakultur di Indonesia. Melalui SEKAWAN LOGIK yang dikembangkan BPBL Batam harapannya dapat terus terpenuhinya ketersediaan benih unggul dan bermutu bagi masyarakat pembudidaya ikan di sentra-sentra produksi dengan harga yang terjangkau serta dapat mengatasi masalah mahalnya transaction cost karena jauhnya lokasi sentra pembenihan dengan lokasi produksi pembesaran. “Inovasi SEKAWAN LOGIK merupakan salah satu solusi dalam mengefisienkan rantai pasok ketersediaan benih ikan yang akan berimbas pada ketersediaan benih secara berkelanjutan, harga benih ikan yang lebih terjangkau serta terciptanya segmen usaha baru. Harapannya melalui inovasi ini, BPBL Batam mampu mendorong terciptanya sistem logistik benih yang efektif dan efisien,” tegas Slamet.

“Saya mengapreasiasi program inovasi layanan keterbukaan informasi publik BPBL Batam, seperti SIMAPRO yang diharapkan bisa terus berjalan memberikan kemudahan akses pelayanan bantuan benih. Inovasi layanan publik ini mempermudah kelompok pembudidaya ikan yang ingin mengajukan permohonan bantuan hanya melalui aplikasi whatsapp yang saat ini merupakan aplikasi paling populer di kalangan masyarakat,” ujar Slamet.

Selain itu, Slamet mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, BPBL Batam telah siap memberikan pelayanan publik kepada pembudidaya kecil dengan segala kemudahan informasinya, sehingga stimulus bantuan program prioritas dapat terus digulirkan dalam rangka menguatkan ekonomi pembudidaya ikan agar usaha budidayanya tetap berjalan dengan produktivitas yang baik.

Sementara Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam Toha Tusihadi mengatakan, dengan SEKAWAN LOGIK akan terbentuk pola segmentasi usaha untuk mendorong terbentuknya sentra kawasan budidaya laut yang mandiri. “Mengapa dibangun SEKAWAN LOGIK? Karena wilayah kerja BPBL Batam yang luas tidak mungkin dijangkau dengan metode pelayanan yang konvensional. Selain itu, permasalahan utama pembudidaya ikan laut di daerah terpencil dan pinggiran adalah  sulitnya mendapatkan benih serta disparitas harga benih ikan yang luar biasa besar,” jelas Toha.

“Sebelum adanya program SEKAWAN LOGIK pada Tahun 2020, pembudidaya di Kabupaten Kepulauan Meranti mendapatkan benih dari luar provinsi lain. Sulitnya jalur transportasi sering menyebabkan  kerugian besar akibat  kematian massal benih selama transportasi, bahkan pada kondisi yang ekstrim kelulushidupannya hanya mencapai 2-5 % saja. Konsep SEKAWAN LOGIK ini dilaksanakan untuk pertama kalinya pada Tahun 2017 di Aceh Utara sebagai sentra produksi benih yang mampu mensuplai kebutuhan benih ikan ke Sabang, Aceh Selatan, Aceh Tamiang dan Aceh Utara sendiri. Selanjutnya program yang sama diluncurkan di Kabupaten Karimun pada Tahun 2019,” ujar Toha.

Toha menambahkan melalui SEKAWAN LOGIK, pembudidaya di Aceh Utara saat ini telah mampu memproduksi benih secara mandiri dari ukuran 0,8 cm hingga 7 cm dan sudah bisa menikmati keuntungan dengan pola segmentasi usaha produksi benih. Melalui segmentasi usaha dapat menumbuhkan segmen usaha baru, mempercepat perputaran siklus produksi, dan harga benih ikan menjadi lebih terjangkau. BPBL Batam tahun 2020 ini juga mendukung upaya merevitalisasi UPTD Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Selat Panjang yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan melakukan pendampingan pelaksanaan rehabilitasi sarana dan prasarana serta pendampingan teknologi produksi benih, sehingga nantinya BBIP mampu berproduksi secara mandiri dan menjadi larva center untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah Kabupaten tersebut serta Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai.

SEKAWAN LOGIK merupakan hasil kolaborasi bersama antara Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota atas dasar komitmen bersama dalam mengembangkan sentra kawasan budidaya kakap putih sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan untuk komoditas budidaya laut. Dengan terciptanya sentra-sentra kawasan budidaya diharapkan dapat menggenjot produksi kakap putih sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi dan peningkatan sumber devisa.

“SIMAPRO yang kita bangun merupakan salah satu upaya untuk senantiasa melakukan pelayanan prima  kepada masyarakat di tengah kondisi geografis wilayah kerja BPBL Batam yang berada di daerah terpencil dan pinggiran serta keberagaman tingkat pendidikan masyarakatnya. Pelayanan online melalui WhatsApp gateway mampu menjangkau seluruh wilayah dan lapisan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kecepatan, kemudahan dan kesederhanaan prosedur pelayanan. Hanya dengan mengirimkan pesan “bantuan” melalui WhatsApp kepada call centre BPBL Batam, masyarakat dapat mengirimkan usulan bantuan dan persyaratannya serta mendapatkan informasi tahapan prosesnya. Selain itu, dengan penerapan SIMAPRO, BPBL Batam mampu menjamin keterbukaan atas ketertelusuran mutu secara akuntabel kepada masyarakat, terutama untuk mendukung terciptanya jaminan keamanan pangan, keberlanjutan usaha budidaya serta peningkatan daya saing di pasar internasional. Keterbukaan tersebut antara lain meliputi riwayat kesehatan ikan serta bahan kimia, pakan dan obat-obatan yang digunakan,” jelas Toha.

Sebelumnya, Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KKP Agung Tri Prasetyo yang turut mendampingi Tim Komisi Informasi Pusat (KIP) dalam rangka monitoring dan evaluasi pelayanan informasi publik di BPBL Batam, Sabtu (19/9), menjelaskan strategi KKP dalam mengolah data menjadi informasi yang meningkatkan ketepatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kinerja pembangunan serta mendukung pengambilan kebijakan dan keputusan dengan berbasis big data dan Internet of Things. Berbagai inovasi dan kolaborasi teknologi informasi yang diciptakan oleh UPT Eselon I KKP harus terus beroperasi dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Inovasi teknologi informasi yang telah diciptakan kalau tidak operasional, untuk apa,” tegas Agung.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP) Gede Narayana, BPBL Batam sudah menampilkan informasi yang bisa tergambar semuanya, semoga bukan iklan saja tapi realitasnya benar adanya dan terasa manfaatnya oleh masyarakat. Program dan Inovasi yang diciptakan BPBL Batam memiliki sensitivitas dan nilai strategis sangat tinggi, karena produknya langsung berhadapan dengan publik. Oleh karenanya tindakan mitigasi risikonya agar publik memanfaatkan informasi dengan bertanggungjawab, BPBL Batam harus terus melakukan sosialisasi melalui informasi yang disampaikan kepada publik terkait mutu produk yang dihasilkan sehingga ada harapan bagi kemakmuran bangsa dan negara. “Itulah dengan keterbukaan informasi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gede.

Komisioner Komisi Informasi Pusat Bidang Kelembagaan Cecep Suryadi juga sependapat dengan Ketua KIP, dengan keterbukaan informasi publik, maka masyarakat akan lebih banyak bergeliat untuk terjun berpartisipasi dalam pengembangan di bidang perikanan budidaya, sehingga ekonomi bisa tumbuh dan kesejahteraan keluarga pembudidaya bisa terbantu. “Kami apresiasi sekali dengan SIMAPRO ini, dengan inovasi yang diciptakan oleh BPBL Batam, masyarakat khususnya pembudidaya kecil dengan mudah dan cepat bisa menerima informasi. Saya hanya berharap kolaborasi bersama masyarakat bisa terus ditingkatkan, karena mereka merupakan ujung tombak bagi perekonomian nasional” tutup Cecep. (wepe)