Muhaimin Iskandar

Kastara.ID, Jakarta – Usulan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) agar Pemilu 2024 diundur tentu sangat disesalkan.

Usulan tersebut langsung mendapat tanggapan M Jamiluddin Ritonga, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta kepada Kastara.ID Rabu (23/2) petang.

Menurut Jamil, Cak Imin tampaknya sudah menjadi bagian para oligarki untuk menggolkan penundaan pemilu. Ia terkesan menggadaikan partainya untuk kepentingan pribadinya.

“Alasannya agar perbaikan ekonomi tidak terganggu juga sangat tidak masuk akal. Sebab, selama Joko Widodo menjadi presiden, belum pernah pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen, sebagaimana yang sering dijanjikan,” ungkap Jamil.

Padahal sebelum pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen. Petumbuhan ekonomi semakin jeblok selama pandemi Covid-19 menghantam Indonesia.

“Karena itu, tidak ada keyakinan pertumbuhan ekonomi akan membaik bila Pemilu ditunda. Justeru dengan ditundanya pemilu dikhawatirkan stabilitas politik akan terganggu,” jelas Jamil.

Kalau itu terjadi, maka pembenahan ekonomi justeru akan terganggu. Sebab, masalah trust akan membebani pemerintahan Jokowi.

“Karena itu, jalan terbaik tetap melaksanakan Pemilu pada tahun 2024. Melalui Pemilu inilah rakyat akan mempunyai harapan baru memilih presiden yang dapat memperbaiki ekonomi,” jelas Jamil yang juga mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Menurut Jamil, suka tidak suka, masih banyak anak bangsa yang memiliki kemampuan lebih baik untuk memperbaiki carut marut negeri tercinta. Beri mereka kesempatan dengan melaksanakan Pemilu sesuai waktu yang sudah ditetapkan konstitusi.

“Cak Imin harus taat konstitusi, bukan malah berpihak kepada oligarki. Itupun kalau Cak imin tak ingin mendapat amarah dari anak negeri,” tandas Jamil. (dwi)