TBC

Kastara.id, Jakarta – Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati pada 24 Maret setiap tahun dengan tujuan untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa TBC sampai saat ini masih menjadi epidemi di dunia, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2017, diperkirakan ada 1.020.000 kasus di Indonesia, namun belum separuhnya terlaporkan ke Kementerian Kesehatan.

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan, maka dari itu gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC sangat dibutuhkan, perlu dipahami dan dilakukan oleh seluruh masyarakat.

“Fokus pencegahan dan pengendalian TBC adalah penemuan kasus dan pengobatan. Tolong temukan penderita TBC, diobati sebaik-baiknya. Sampai sembuh, betul-betul harus sampai sembuh agar terhindar dari resistensi,” kata Menteri Nila.

Salah satu rangkaian peringatan Hari TBC Sedunia tahun ini merupakan kegiatan penemuan aktif di lapangan, dimana kader dan petugas di 34 Provinsi sejak minggu I hingga III Maret 2018, telah melakukan upaya Ketuk Pintu (mendatangi langsung ke rumah-rumah) untuk melakukan pemeriksaan gejala TBC dari kontak pasien.

Dari kegiatan tersebut ditemukan 20.909 terduga TBC dan 1.857 di antaranya terbukti TBC. Ini merupakan salah satu kerja sama nyata masyarakat dan petugas dalam menemukan kasus TBC.

Menurut Menteri Nila, kegiatan deteksi dini ini selaras dengan semangat gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS). “Gerakan ini perlu menjadi suatu kegiatan terpadu dan memperkuat program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga (PIS-PK),” katanya.

Semua kegiatan yang dilakukan dimaksudkan untuk menumbuhkan kepedulian semua pihak bahwa masalah TBC bukan merupakan isu pada sektor kesehatan saja. Para penentu kebijakan, lintas sektor terkait, masyarakat termasuk dunia usaha mempunyai peran dan kontribusi yang penting dalam pencapaian Eliminasi TBC di tahun 2030. (nad)