Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto mengatakan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan sejalan dengan strategi bisnis yang konsisten pada segmen potensial dengan fokus utama peningkatan portofolio pada segmen UMKM yang selaras dengan visi dan misi perseroan.

Dia menyampaikan, pertumbuhan kredit utamanya didorong dari segmen ritel yang tumbuh sebesar 68,66 persen menjadi Rp 1,66 triliun pada September 2023, dari posisi Rp 986,30 miliar pada September 2022.

Kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan sebesar 42,86 persen menjadi Rp 3,27 triliun pada September 2023 dari posisi Rp 2,29 triliun pada September 2022.

“Pertumbuhan segmen mikro dan ritel tersebut telah mendorong peningkatan rasio kredit UMKM Bank DKI per September 2023 menjadi sebesar 9,87 persen dari sebelumnya tercatat sebesar 7,00 persen pada September 2022,” ujar Romy, Selasa (24/10).

Dia menjelaskan, kredit konsumer mencatat pertumbuhan positif atau sebesar 13,64 persen menjadi Rp 21,58 triliun pada September 2023, dari posisi Rp 18,99 triliun pada September 2022.

Di sisi lain, strategi penyaluran kredit dengan skala lebih besar dilakukan secara selektif oleh Bank DKI seperti kredit sindikasi yang tumbuh 10,91 persen menjadi Rp 6,53 triliun pada September 2023, dari posisi Rp5,89 triliun pada September 2022.

Sementara itu, penyaluran segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada September 2023 mencapai Rp 15,54 triliun, sedangkan kredit menengah tercapai sebesar Rp 1,37 triliun pada September 2023.

“Secara spesifik, pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 6,22 persen menjadi sebesar Rp 7,70 triliun pada September 2023, dari sebelumnya Rp 7,24 triliun di September 2022,” urai Romy.

Dia menjelaskan, perseroan tetap memprioritaskan pengelolaan risiko yang efektif dan pengawasan secara ketat dalam strategi ekspansi kredit untuk memastikan kualitas aset yang optimal. Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross terjaga pada level rendah 1,83 persen dengan NPL Net sebesar 0,64 persen pada September 2023, yang menandakan kualitas kredit Bank DKI yang sehat.

Romy mengatakan, Bank DKI juga membentuk pencadangan yang memadai dengan Coverage Ratio pada level konservatif mencapai 219,96 persen pada September 2023.

“Upaya pengendalian kualitas kredit juga dilakukan melalui penagihan, restrukturisasi, maupun upaya penyelamatan kredit, sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Romy.

Romy memaparkan, sebagai upaya menjaga pertumbuhan likuiditas yang sehat, Bank DKI berhasil menghimpun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga menjadi sebesar Rp 63,66 triliun pada September 2023, atau tumbuh sebesar 4,45 persen dari sebelumnya Rp 60,94 triliun di September 2022. Selaras dengan pertumbuhan DPK tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) juga terjaga pada level 78,49 persen pada September 2023.

Dia menjelaskan, berbagai pertumbuhan bisnis tersebut mendorong pertumbuhan total aset sebesar 3,99 persen dari semula sebesar Rp 75,24 triliun per September 2022, menjadi sebesar Rp78,24 triliun per September 2023.

Selain itu, Bank DKI mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 693,27 miliar sampai dengan September 2023. Laba bersih yang dicapai ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga Bank DKI periode September 2023 sebesar 20,02 persen menjadi Rp 3,97 triliun, dari Rp 3,31 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

“Namun demikian, seiring dengan meningkatnya suku bunga The Fed dan BI 7-Day Repo Rate turut mempengaruhi peningkatan beban bunga Bank DKI yang tercatat sebesar Rp 1,88 triliun pada September 2023, dari sebelumnya Rp1,11 triliun di September 2022,” kata Romy.

Dia menambahkan, adapun kinerja rasio kinerja keuangan penting lainnya juga menunjukkan perbaikan secara konsisten dan terjaga, dengan ROE sebesar 9,44 persen, ROA menjadi 1,51 persen dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) stabil pada level 79,53 persen.

“Bank DKI juga terus menjaga Tingkat Kesehatan Bank atau TKB pada Peringkat Komposit Sehat. Sebagaimana hasil evaluasi dan penilaian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), posisi sampai dengan bulan Juni 2023 Bank DKI memperoleh Kategori Peringkat Komposit 2 (Sehat),” tandas Romy. (hop)