Pertamina

Kastara.ID, Jakarta – PT Pertamina (persero) dilaporkan mengalami kerugian bersih sebesar USD 767,91 juta setara Rp 11,13 triliun (kurs Rp 14.500 per dolar AS) di tengah penyebaran virus corona.

Kabar kerugian tersebut mendapatkan respons dari sejumlah kalangan, termasuk pengguna media sosial Twitter yang mengaitkan kerugian Pertamina dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama.

Kendati demikian, beberapa warganet atau netizen yang lain menilai kerugian itu muncul akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Salah satu akun yang berkomentar tentang kerugian Pertamina adalah @asboediono_id. Akun itu fokus pada alasan mengapa Pertamina tidak menurunkan harga Bahan Bakar Minyak di tengah penurunan harga minyak dunia.

Mengapa Pertamina tidak menurunkan harga BBM untuk Masyarakat ditengah Penurunan Harga Minyak dunia, karena ingin mempertahankan Portofolio Usaha , Seandainya dilakukan maka Semester I 2020, kerugian Pertamina akan jauh lebih Besar Rugi Rp 13,38 Triliun,” kicau @asboediono_id.

Sementara akun @AryaZulvikar menyebut kerugian Pertamina bisa disebabkan oleh hutan konsumsi BMM lembaga negara atau pengambil alihan blok kilang minyak.

Ada kemungkinan kerugian Pertamina adalah pemerintah telat bayar hutang konsumsi BBM lembaga negara atau take over blok2 kilang minyak. Solusinya adalah pangkas habis anak cucu Pertamina dgn lakukan IPO agar cashflow kembali mengalir&reevalusi asetnya,” kicau @AryaZulvikar.

Adapun akun @GerobakMilMul berkelakar dengan pernyataan Ahok yang menyebut Pertamina pasti akan selelalu untung.

Waktu Ahok baru diangkat jadi Komisaris Pertamina, Ahok berkelakar, “Pertamina merem juga sudah pasti untung.”,” kicau @GerobakMilMul.

Di sisi lain, akun @Arys_anto mempertanyakan apakah Ahok akan didepak dari jabatan sebagai Komisaris Utama usai Pertamina mengalami kerugian.

Mungkinkah ahok akan didepak dari komut pertamina,ya…,” kicau @Arys_anto. (ant)