Istana

Kastara.ID, Jakarta – Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dipastikan bakal berpengaruh pada Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Pasalnya Edhy diketahui adalah salah satu orang dekat dan kepercayaan Prabowo. Arief menyebut penangkapan tersebut bertolak belakang dengan sikap Prabowo yang gencar menyuarakan perlawanan terhadap korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Saat berkomentar, Rabu (25/11), mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra itu menambahkan, Prabowo juga selalu melarang kadernya memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis. Hal itu guna menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan melakukan tindakan korupsi. Arief yakin penangkapan Edhy yang juga menjabat sebagai Waketum Partai Gerindra membuat citra partai dan Prabowo tercoreng.

Arief menuturkan elektabilitas Partai Gerindra dan Prabowo bakal merosot dengan penangkapan Edhy. Menurut Arief peluang Prabowo bertarung dalam pemilihan presiden (Pilpres) 20204 bakal terpengaruh. Bahkan menurut Arief penangkapan Edhy telah mengubur cita-cita Prabowo menjadi Presiden RI.

Sebagai Ketua Umum, Prabowo juga ikut bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya, termasuk yang terjerat korupsi. Terlebih selama ini Prabowo ternyata justru mendiamkan saja kadernya yang terbukti memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis. Salah satunya dalam kasus perizinan ekspor benur atau benih lobster. Izin tersebut diberikan kepada beberapa perusahaan yang diketahui mempunyai kaitan dengan kader Gerindra dan keluarganya.

Mantan anggota Tim Kampanya pasangan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 ini juga meminta Prabowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pertahanan. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab atas dugaan korupsi yang dilakukan anak buahnya. Selain itu Arief juga meminta mantan Danjen Kopassus itu meletakkan jabatannya sebagai Ketum Partai Gerindra. Pasalnya penangkapan Edhy berpotensi menghancurkan marwah partai. (ant)