Headline

APJII Diajak Kaji Industri Internet Indonesia

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama menyusun kajian mengenai industri internet di Indonesia agar dapat tumbuh sehat. Salah satunya, dengan memperhatikan isu Data Free Flow with Trust (DTTF). 

“Saya mengimbau APJII untuk mengadress isu mengenai DTTF. Dengan prasyarat yang perlu disesuaikan dengan konteks yang tidak sama dengan G20 sebagai  penggagas isu tersebut di The G20 Ministerial Meeting on Trade and Digital Economy,” jelas Rudiantara di depan peserta Rakernas APJII Tahun 2019 di Hotel Santika Premier Dyandra, Medan, Sumatera Utara, Rabu (26/6).

Menurut Menteri Rudiantara saat ini Indonesia tergolong negara besar. Data rata-rata pengguna internet internasional mencapai 60%. Bahkan, Indonesia melampaui rata-rata tersebut yaitu 65%. “Negara-negara berpenduduk besar dapat mengarahkan standar internasional karena kekuatan pasar negara tersebut. Penduduk yang besar berarti pasar yang besar, pasar yang besar berarti data yang besar. Indonesia adalah negara besar hanya jika kita berpikir besar,” tuturnya. 

Menteri Kominfo menyatakan keyakinannya Indonesia sebagai negara besar dan  memiliki kekuatan besar di sektor telekomunikasi. “Data is new oil. Saat ini Indonesia sudah menjadi anggota G20, dan ditargetkan 2030 menjadi G7, pada tahun 2050, Indonesia akan masuk menjadi negara G5,” tandasnya.

Namun, Menteri Rudiantara mengakui, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dan lebih sulit dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain dalam sektor teleomunikasi. “Negara-Negara ASEAN relatif lebih banyak daratan, dan bukan negara kepulauan seperti Indonesia. Persoalan terkait backbone, transmisi dan akses harus terus diselesaikan,” ungkapnya.

Selain itu, Menteri Kominfo berharap industri telekomunikasi di Indonesia bisa semakin sehat, mampu menciptakan ebitda dan laba yang tinggi. Dan perusahaan-perusahaan lain juga dapat tumbuh dan berkompetisi dengan memanfaatkan infrastruktur bersama.

“Infrastruktur bersama umumnya dimiliki oleh perusahaan besar. Karena it takes two to tango. Hal ini penting untuk memastikan penetrasi pengguna internet di Indonesia yang semakin besar. Apalagi kecenderungan saat ini aplikasi semakin mengkonsumsi bandwidth. Hal itu tidak dapat dicegah karena tuntutan permintaan (demand), namun dapat diatasi salah satunya dengan teknologi kompresi. Saat ini ada startup yang sedang mengembangkan teknologi tersebut,” jelas Rudiantara.

Bahkan Menteri Kominfo mengajak APJII merumuskan bagaimana peran pemerintah untuk mengakselerasi kondisi tersebut. “Mumpung ballpoint saya masih ada selama 4 bulan, apa yang bisa kita percepat, ayo kita percepat,” tandasnya. (rfr)

Leave a Comment

Recent Posts

Nuroji : Gerindra Sudah Mengantongi Dua Nama Supian Suri dan Yeti Wulandari Untuk Walikota dan Wakilnya

Kastara.Id,Depok- Nuroji anggota DPR RI Fraksi Gerindra  terpilih kembali di Pileg 2024 menghadiri undangan acara…

Pemerintah Kota Depok Harus Ada BPR Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat akan membentuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sebagai…

Paripurna DPRD Depok Dalam Rangka Memperingati HUT Depok ke-25

Kastara.Id,Depok- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT…

Jokowi dan Gibran Pas Berlabuh di PSI atau Golkar

Kastara.ID, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) dengan tegas menyatakan, Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming…

Alhamdulilah SK sudah diberikan Imam Budi Hartono

Kastara.Id,Depok - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu  resmi memberikan Surat Keputusan (SK) rekomendasi…

Bukti Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Dalam Menunjukkan Prestasi

Kastara.Id,Depok - Prestasi membanggakan kembali diraih Kota Depok. Di awal tahun 2024 ini, Kota Depok…