KIM

Kastara.ID, Jakarta – Analis politik senior, Siti Zuhro, menilai pergantian menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) menandai fenomena baru perpolitikan nasional. Menyusul bergabungnya pasangan yang bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dalam pemerintahan Jokowi.

“Masuknya Sandi Uno telah menggenapi kehadiran rival Joko Widodo-Maruf Amin di Pilpres 2019 lalu dalam susunan kabinet,” kata senior Pusat Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kepada media.

Namun begitu, Zuhro mengaku kesulitan memahami realitas dalam kontestasi Pilpres 2019 di mana pertarungan sengit antara dua pasangan (Jokowi-Amin versus Prabowo-Sandi) bahkan membentuk polarisasi di tengah masyarakat.

Presiden Joko Widodo mengumumkan Capres Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan dan Wakil Ketua Umum partai Gerindra Eddhy Prabowo menjadi Menteri Kelautan Perikanan, masuk jajaran KIM.

Menyusul reshuffle KIM menempatkan Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama Kusubandio.

Lengkapnya reshuffle KIM terinci tiga asal partai politik dan tiga lainnya profesional. Yaitu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi Menteri Sosial menggantikan teman sejawat PDIP, Juliari P Batubara.

Sandi Uno, kader Gerindra, menggantikan Wishnutama. Disusul Yaqut Cholil Qoumas, Ketum GP Ansor, menggantikan Menteri Agama Fachrul Razi.

Adik profesional Yahya Staquf itu underbouw Partai Kebangkitan Bangsa (baca: Nahdlatul Ulama) direpresentasikan bakal menghalau Islam Radikal diawali program afirmasi hak beragama Syiah dan Ahmadiyah kendati diprotes Majelis Ulama Indonesia.

Sementara menteri berasal profesional M Lutfhi menggantikan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, berlatar PKB. Budi Gunadi Sadikin, praktisi perbankan, menggeser Menteri Kesehatan Mayjen (Pur) Terawan Agus Putranto, dan Sakti Wahyu Trenggono dipercaya meneruskan tupoksi Edhy Prabowo selaku Menteri Kelautan dan Perikanan. (*)