Anwar Ibrahim

Kastara.ID, Jakarta – Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia Anwar Ibrahim merasa kalau dirinya ditipu oleh mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang pernah menjanjikannya jabatan PM. Hal itu diungkapakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan surat kabar lokal, Sin Chew Daily, Anwar mengatakan, dia sempat percaya bahwa Mahathir akan menepati janji dengan mengalihkan jabatan perdana menteri kepadanya setelah dua tahun menjabat.

“Kami tidak tahu (Mahathir berbohong) sebelumnya, tapi sekarang kami tahu,” kata Anwar.

Semasa menjabat sebagai PM usai menang pemilihan umum pada Mei 2018 lalu, Mahathir menjanjikan akan mengalihkan jabatan orang nomor satu di Malaysia itu kepada Anwar. Pengalihan jabatan PM itu merupakan bagian dari janji politik saat Anwar dan Mahathir saat membentuk koalisi Pakatan Harapan bersama untuk melawan koalisi berkuasa Barisan Nasional yang dipimpin eks PM Najib Razak di pemilu.

Namun, Mahathir tak pernah memberikan tenggat waktu jelas kapan pengalihan jabatan itu akan berlangsung sampai akhirnya politikus 95 tahun itu mengundurkan diri sebagai PM pada Februari lalu.

Mahathir tak memberitahu para pemimpin Pakatan Harapan, termasuk Anwar, sebelum memutuskan mengundurkan diri. Hal itu menyebabkan perpecahan pemerintah dan koalisi Pakatan Harapan.

Selain itu, Anwar menilai pengunduran diri Mahathir merupakan penyebab utama keruntuhan pemerintah yang dipimpin Pakatan Harapan yang baru terbentuk 22 bulan.

“Faktanya ada pengkhianat di PKR dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (partai Mahathir). Tapi apakah Anda pikir para pengkhianat itu menjamur hanya dalam satu pekan? Mereka pasti sudah merencanakan ini sejak lama. Pertanyaannya adalah mengapa kita membiarkan skenario ini terjadi?” kata Anwar.

Ia membantah bahwa pengunduran diri Mahathir sebagai PM disebabkan tekanan dari PKR. Anwar menilai bahwa desakan akar rumput PKR terhadap Mahathir untuk mundur bukanlah bentuk tekanan.

Ia bahkan menyatakan tidak akan mendukung Mahathir untuk menjadi PM lagi. (har)