Bengawan Solo

Kastara.ID, Solo – Air sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Cepu berubah warna menjadi hitam pekat sejak Ahad (24/11).

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amerta Blora Yan Riya Pramono menduga, air sungai Bengawan Solo berubah warnanya menjadi hitam karena tercemar limbah industri dari hulu Bengawan Solo (Solo Raya), Rabu (27/11). Dampaknya, penyaluran air ke 12.000 rumah di lima kecamatan terpaksa diberhentikan. Lima kecamatan tersebut yakni Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, dan Blora.

Pekatnya polutan yang mencemari air Sungai Bengawan Solo membuat pihaknya kewalahan untuk mengolah air baku tersebut. Kekeruhan warna air baku mencapai 1.300 tcu (true color unit), padahal sesuai aturan undang-undang hanya memperbolehkan pembuangan limbah dengan kekeruhan warna 200 tcu. Berbagai upaya telah dilakukan, baik melalui metode lumpur sampai bahan kimia. Semua upaya tidak membuahkan hasil.

Pencemaran kali ini, kata Yan, paling parah dalam kurun waktu dua bulan, dan sebelumnya belum pernah terjadi kasus pencemaran separah ini.

Sebelumnya, sebuah video yang menunjukan kondisi air Sungai Bengawan Solo yang berwarna hitam pekat diunggah oleh akun resmi media sosial Twitter milik PDAM Tirta Amerta Blora pada Senin (25/11) siang. Dalam unggahan tersebut pun disertai caption, yang berbunyi “Mohon solusi untuk mengatasi permasalahan pencemaran air sungai Bengawan Solo. 12.000 pelanggan kami tergantung kepada air baku sungai Bengawan Solo. cc @LAPOR1708 dan @ganjarpranowo”.

Hingga saat ini kondisi air masih belum mengalami perubahan. Pihak PDAM Tirta Amerta Blora telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten, dan Perum Jasa Tirta (Pengelola Bengawan Solo) untuk mencari solusi dari pencemaran ini. (yan)