Sayur

Kastara.ID, Jakarta – Tindakan pemerintah yang masih melakukan impor sayur dan buah dari China mengundang keprihatinan berbagai pihak. Mereka menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) melupakan janjinya saat kampanye, yakni menghentikan impor bahan pangan.

Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS) Edy Mulyadi menyatakan, tindakan pemerintah mengimpor sayur dan buah dari China benar-benar melukai hati para petani Indonesia. Pasalnya saat buah dan sayur lokal dihargai sangat murah, pemerintah justru mendatangkan buah dan sayur impor dengan nilai yang cukup fantastis.

Saat memberikan keterangan melalui laman youtube pribadinya (27/5), Edy menyebut nilai impor sayur dari China mencapai Rp 11,5 triliun. Sedangkan impor buah bernilai sekitar Rp 22,5 triliun. Hal ini sangat ironis saat banyak petani membiarkan buah dan sayurnya membusuk di ladang.

Para petani enggan memanen lantaran harga jual buah dan sayur lokal yang sangat murah, jauh di bawah biaya produksi dan ongkos panen. Edy juga menyinggung beredarnya video yang memperlihatkan petani membuang sayuran ke sungai lantaran anjloknya harga jual.

Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan, pihaknya
mencatat terjadi lonjakan impor sayuran dari China hingga 219,31 persen atau tiga kaki lipat. Suhariyanto menyebut nilai impor buah dari China mencapai 75,37 juta dolar AS. Padahal pada Maret 2029 hanya 23,60 dolar AS. Produk sayuran yang paling bangak diimpor dari China adalah bawang putih.

Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan, saat ini Indonesia sudah menjelma menjadi raja impor, terutama untuk produk pangan. Di era pemerintahan Jokowi impor sayur dari China mencapai 770 juta dolar AS pada 2019.

Impor buah, menurut Faisal mencapai total 1,5 miliar dolar AS atau Rp 22,5 triliun. Indonesia juga menjadi importir gula terbesar di dunia dengan nilai 2,1 miliar dolar AS per tahun. (mar)