Pilpres 2024

Kastara.ID, Jakarta – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief menyatakan, kerja sama dengan PDIP adalah sebuah kerugian besar. Terlebih saat ini berkembang kekecewaan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Saat memberikan komentar (28/5), Andi menyebut jika Partai Demokrat berkoalisi dengan PDIP sama saja dengan bunuh diri politik.

Mantan aktivis di era 1998 itu menilai bukan perbedaan ideologi yang membiat PDIP enggan berkoalisi dengan Partai Demokrat. Melainkan lantaran kader sekaligus pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dua kali mengalahkan PDIP. Andi menyebut Pilpres 2014 dan 2019 tidak dihitung. Pasalnya Jokowi bukanlah kader hasil didikan PDIP. Jokowi menurut Andi hanyalah ‘kader kost.’

Andi yakin jika Pilpres 2024 berjalan adil dan jujur, Partai Demokrat dan partai lain selain PDIP akan menjadi pemenang. Terutama jika aparat, seperti TNI, Polri, BIN, dan birokrasi berlaku netral. Walaupun dibantu ‘napas buatan’ Prabowo Subianto, Andi yakin PDIP bakal kalah.

Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyebut partainya sulit bisa berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat. Ada banyak kendala yang menurut Hasto membuat PDIP sulit berkoalisi dengan kedua partai tersebut. Hal itu diungkapkan Hasto saat mengikuti diskusi online yang digelar Para Syndicate (28/5).

Hasto menyebut secara ideologi PDIP berbeda dengan PKS. Hal inilah yang menyebabkan koalisi sulit terbangung antara kedua partai. Hal serupa dengan Partai Demokrat yang menurut Hasto memiliki DNA yang berbeda.

Hasto menerangkan, PDIP adalah partai ideologi yang juga bertumpu pada kekuatan massa. Sedangkan Partai Demokrat menurut Hasto adalah partai elektoral. Hasto menuturkan, kenyataan inilah yang menjadi penghalang PDIP bergandeng tangan dengan partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu. Hasto pun meminta tidak ada pihak yang mencoba menjodohkan PDIP dengan Partai Demokrat.

Hasto menambahkan, partai banteng moncong putih merasa lebih cocok berkoalisi dengan PAN. Terlebih saat ini Amien Rais sudah tidak lagi bergabung dengan PAN. Amien Rais diketahui telah mendirikan partai politik baru, yakni Partai Ummat.

Selain itu Hasto mengaku, partai yang masih dipimpin Megawati Soekarnoputri itu merasa cocok bekerja sama dengan PKB dan PPP. Hasto menuturkan, PDIP juga membuka diri bergandengan dengan Partai Gerindra. Terlebih selama ini ada kedekatan antara Megawati dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.

Hasto menandaskan ada banyak persamaan dengan Partai Gerindra. Selain aspek ideologi faktor kedekatan kultural, kedekatan organisasi, dan kedekatan basis massa. Semuanya menurut Hasto bakal menjadi bahan pertimbangan untuk menjalin koalisi. (ant)