Gillnet

Kastara. ID, Palembang – Dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat, khususunya nelayan, di tengah pandemi Covid-19, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar “Pelatihan Pembuatan Jaring Insang (Gillnet)” bagi 50 nelayan Kota Palembang pada 27-28 Juli 2020.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menyatakan bahwa gillnet dapat digunakan oleh nelayan Kota Palembang untuk memanfaatkan potensi perairan umum maupun laut yang besar di wilayahnya.

“Selain karena Menteri Edhy ingin mendorong perikanan budidaya Sumatera Selatan agar terus berkembang, potensi perikanan tangkap di wilayah ini juga sangat besar,” jelasnya.

Dilaksanakan dengan sistem semi-blended, pelatihan kali ini dipandu oleh para instruktur dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan. Pembuatan gillnet didemonstrasikan secara virtual melalui platform pelatihan digital KKP, e-Jaring. Sementara itu, para peserta mengikuti praktik disertai pendampingan penyuluh perikanan di Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, hal ini dilakukan guna mematuhi kebijakan physical distancing yang masih berlaku saat ini. “Mudah-mudahan ini tidak mengurangi esensi teknik pelatihan yang kami berikan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, pihaknya berterima kasih kepada Pemerintah Kota Palembang yang diwakili oleh Dinas Perikanan yang bersedia hadir mendukung pelatihan kali ini. Lilly berharap agar kolaborasi ini dapat terus berlanjut ke depannya melalui pemantauan nelayan pasca pelatihan.

“Dengan begitu, jika dalam perjalanannya mereka mengalami kesulitan, kita dapat berkomunikasi dengan intens,” ucapnya.

Kepala Dinas Perikanan Kota Palembang yang diwakili oleh Kepala Bidang Perikanan Tangkap Rini Setiarni menyambut baik hal tersebut. “Kami mendukung penuh kegiatan ini dan berharap nantinya akan ada program-program lain, khususnya untuk peningkatan kapasitas nelayan sehingga produksi perikanan meningkat,” ujarnya.

Adapun Anggota Komisi IV DPR RI Reni Astuti menyatakan berbahagia karena pelatihan membuat gillnet yang merupakan permintaan dari masyarakat nelayan Kota Palembang dapat dilaksanakan. Ia menjelaskan, gillnet merupakan alat tangkap pasif namun bisa digunakan untuk menggiring banyak ikan. Alat ini bisa diguanakan baik secara tunggal maupun dalam sautan besar.

Reni berharap para nelayan dapat memanfaat gillnet untuk menangkap ikan secara berkelanjutan. “Dengan gillnet ini, saya berharap nelayan bisa mengeksploitasi ikan dengan lebih selektif lagi, dengan memenuhi aturan minimum ikan yang diizinkan oleh pemerintah,” ucapnya.

Peningkatan kapasitas nelayan melalui pelatihan kali ini juga diharapkan dapat meningkatkan konsumsi ikan di Kota Palembang. Pasalnya, Reni menilai bahwa meskipun tingkat konsumsi ikan setempat cukup tinggi namun masih lebih rendah dibanding Kota Banyuasin.

Tak kalah penting, ia berharap para nelayan yang mengikuti pelatihan dapat meningkatkan ekonomi keluarganya di masa sulit saat ini. “Di masa pandemi Covid-19 ini, kita harus membangkitkan jiwa wirausaha masyarakat untuk meningkatkan tingkat ekonomi, terutama keluarga mereka,” tutur Reni.

Penyelenggaraan pelatihan ini disambut baik oleh para peserta. Salah satunya Hamid Jamil yang mengungkapkan apresiasinya kepada KKP atas transfer ilmu yang sangat bermanfaat di tengah pandemi Covid-19.

Hal senada diungkapkan oleh peserta lainnya, Sukemi. Ia pun berharap pelatihan bagi nelayan tangkap dapat dilaksanakan secara rutin ke depannya.

“Kami sebagai nelayan tangkap mengucapkan ribuan terima kasih. Dengan adanya pelatihan ini, kami banyak sekali mendapatkan ilmu baru. Kalau bisa, pelatihan ini rutin dilaksanakan supaya kami nelayan tangkap terus mendapatkan wawasan lebih,” pungkasnya. (wepe)