Surade

Kastara.ID, Sukabumi – Pembudidaya udang vaname di Surade, Kabupaten Sukabumi, berhasil panen dengan produktivitas mencapai 45 ton per hektar. Sebelum menggeluti usaha budidaya udang, petambak tersebut mendapat bimbingan teknis melalui program magang di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.

Diakui Faisal Ali, salah seorang petambak, awalnya selama empat siklus produksi yang ia jalani mengalami kegagalan panen. Lantas ia berinisiatif melakukan magang teknis di BBPAP Jepara, di samping mendapat pembinaan langsung dari BBPBAP Jepara. Ia mengaku setelah magang dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dari balai, usahanya mulai berhasil panen dengan produktivitas tinggi.

“Dulu, empat musim tanam gagal terus. Setelah mendapat pendampingan dan konsisten menerapkam SOP dari balai, alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Kami bisa panen hingga 45 ton per hektar. Ini rekor yang sangat bagus,” ungkap Faisal saat dikonfirmasi.

Faisal menambahkan, tambak dengan luasan masing-masing 1600 meter persegi sebanyak 5 petak diisi dengan kepadatan 200 ekor/m2 mampu menghasilkan panen total rata-rata  7,5 ton/petak dengan lama pemeliharaan 120 hari dan rata-rata FCR 1,25. Sedangkan ukuran panen udang size 30 per kg.

“Hasil memuaskan ini tentu menambah optimis kami dalam berbisnis budidaya udang. Kami di Sukabumi siap dukung program Pemerintah untuk genjot produksi udang nasional. Saya juga mengucapkan terima kasih atas peran BBPBAP Jepara dalam melakukam pendampingan teknis hingga kami berhasil,” pungkasnya.

Sementara Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dalam keterangannya di Jakarta. Senin (27/7), menyatakan pihaknya optimis target peningkatan produksi udang sebesar 250% di tahun 2024 bakal tercapai dengan mudah. Slamet juga memastikan, program pengembangan udang telah menjadi program prioritas nasional sehingga lintas sektoral akan diminta support sesuai kewenangannya.

“Kemarin pak Menko Maritim dan Investasi sudah canangkan untuk garap 100.000 hektar tambak dalam lima tahun mendatang. Untuk merealisasikannya, KKP dan lintas sektoral terkait telah menyusun peta jalan untuk lima tahun ke depan. Jadi sudah jelas, di mana lokus pengembangan, berapa input yang dibutuhkan, siapa dan apa yang bisa dikerjakan masing masing sektor terkait,” jelas Slamet.

Slamet juga mengapresiasi keberhasilan panen oleh pembudidaya udang di Surade, Sukabumi, sebagai titik awal harapan pencapaian target yang ada.

“Saya kira inisiatif pembudidaya untuk menerapkan SOP yang benar jadi modal sendiri jika ingin berhasil. Contoh keberhasilan di Surade, ini bisa kita tularkan di daerah lain. Intinya masyarakat faktanya sudah mulai faham bagai mana menerapkan best management practices dalam budidaya udang,” imbuhnya.

Dari Jepara, Kepala BBPBAP Sugeng Raharjo menyatakan bahwa komitmem penerapan SOP dan pola pendampingan yang baik jadi faktor penentu keberhasilam budidaya udang.

Menurut Sugeng, selama proses pemeliharaan petambak disupport setiap saat oleh tim ahli dari Jepara selain itu juga petambak mengaplikasikan bahan bahan pendukung yang digunakan seperti probiotik, feed aditive adalah hasil dari innovasi para tenaga ahli BBPBAP Jepara. Dengan hasil ini menunjukkan bahwa SOP budidaya udang di BBPBAP Jepara telah terbukti mampu memberikan kontribusi nyata pada keberhasilan para petambak di Indonesia.

“BBPBAP Jepara akan selalu tetap berkontribusi untuk meningkatkan produksi udang nasional dengan melakukan pendampingan teknis bagi para petambak baik skala besar maupun skala kecil,” tegas Sugeng saat diminta keterangan melalui pesan elektronik. (wepe)