India(The New York Times)

Kastara.ID, Jakarta  – Amnesty International mengungkapkan bahwa polisi India “melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius” selama kerusuhan agama yang mematikan di Delhi awal tahun ini.

Organisasi itu mengatakan polisi memukuli pengunjuk rasa, menyiksa tahanan dan beberapa kali mengambil bagian dalam kerusuhan bersama massa Hindu.

Lebih dari 40 orang tewas ketika bentrokan pecah antara umat Hindu dan Muslim menyusul undang-undang kewarganegaraan yang kontroversial. Umat Muslim mengalami kerugian terbesar, kata Amnesty.

Polisi Delhi belum menanggapi permintaan tanggapan Amnesty.

Investigasi tersebut menguatkan laporan BBC tentang insiden terkait kebrutalan dan keterlibatan polisi selama kerusuhan Februari, yang paling mematikan di kota itu selama beberapa dekade. Polisi membantah melakukan kesalahan.

Beberapa temuan laporan Amnesti sesuai dengan penyelidikan BBC terkait peran polisi Delhi dalam kekerasan tersebut.

Video yang beredar di media sosial dan grup-grup komunikasi dari daerah Khajuri Khas di timur laut Delhi menunjukkan polisi terlihat bercampur dengan gerombolan dan melempar batu.

Kami menyelidiki video ini dengan mengumpulkan kesaksian saksi mata dari kedua komunitas.

Seorang penjaga toko mengatakan bahwa polisi memberi batu kepadanya dan umat Hindu lainnya untuk dilemparkan ke orang-orang Muslim.

Bhoora Khan, seorang Muslim yang rumah dan tokonya dibakar, juga menuduh polisi bergabung dengan umat Hindu melawan mereka yang Muslim. (har)