Sudirman

Kastara.ID, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya menerima banyak usulan terkait nama-nama jalan di ibukota. Salah satunya yang layak dipertimbangkan menurut Anies adalah penggunaan nama para tokoh Betawi sebagai nama jalan di Jakarta.

Hal itu disampaikan Anies saat mengikuti diskusi online atau webinar Perubahan Nama Jalan di Provinsi DKI Jakarta bertema ‘Meneguhkan Provinsi DKI Jakarta sebagai Pusat Perjuangan serta Kejayaan Bangsa dan Negara.”

Dikutip dari Antara (28/10), Anies mengatakan, usulan menggunakan nama tokoh Betawi sebagai nama jalan layak dipertimbangkan secara serius. Tentunya menurut Anies dengan melihat dan mempertimbangkan berbagai konteks. Pasalnya menurut Anies, budaya Betawi merupakan salah satu unsur masyarakat yang memfasilitasi peristiwa penting dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia di Jakarta.

Namun Anies juga mengingatkan adanya unsur historis dari nama sebuah jalan. Hal itu menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini juga perlu dipertimbangkan dalam perubahan nama jalan tersebut.

Sementara Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni mendukung penggunaan nama tokoh Betawi menjadi nama jalan di Jakarta. Sylviana menyebut usulan tersebut muncul dari komunitas masyarakat Betawi.

Sylviana mencontohkan beberapa usulan nama yang muncul, Ismail Marzuki diusulkan mengubah Jalan Cikini Raya, nama H Darip diusulkan mengubah Jalan Bekasi Timur Raya. Selain itu tokoh Betawi, Habib Ali Kwitang mengubah Jalan Kembang III.

Nama Mahbub Djunaedi menggantikan Jalan Salemba Tengah dan nama Guru Marzuki menggantikan Jalan Masjid Jatinegara.

Mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu menuturkan usulan tersebut adalah keinginan masyarakat mengenang jasa dan semangat para tokoh Betawi. Terutama dalam perjuangan dan semangat mereka dalam menjalani kehidupan. Selanjutnya menurut Sylviana, masyarakat bisa meneladani dan mempraktikkan semangat perjuangan para tokoh Betawi itu dalam kehidupan saat ini.

Mantan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 itu sepakat perlunya kajian mendalam terkait unsur sejarah. Hal ini agar nilai-nilai historis nama sebuah jalan tidak hilang.

Menurut Sylviana jangan sampai nama jalan sebelumnya yang ternyata mewariskan sejarah menjadi hilang lantaran diganti dengan nama baru. Itulah sebabnya hal ini harus menjadi perhatian serius. (ant)