Virus Mutation D614G(globalnews.ca)

Kastara.ID, Jakarta – Pakar Biomolekular Universitas Airlangga Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan, varian mutasi virus corona SARS-CoV-2 yang dinamakan D614G yang 10 kali lebih menular ditemukan di Indonesia sejak bulan April 2020, sebelum ditemukan di Malaysia.

“Kami di Universitas Airlangga sudah menemukan adanya mutasi D614G yang sekarang sedang ramai itu, collecting data kami di bulan April,” ujar Puspaningsih, Senin (31/8).

Selian itu, Puspaningsih menuturkan pihaknya telah mengumpulkan 30 ribu data dari pasien di Surabaya, pada 4 April 2020. Kemudian, dia menyebut pihaknya melakukan sekuens genom utuh atau Whole Genome Sequencing (WGS).

Puspaningsih mengaku telah memberi peringatan kepada para peneliti perihal mutasi virus SARS-CoV-2 yang dinamakan D614G. Sebab mutasi tersebut ditemukan pada Spike, protein virus yang nanti akan masuk dan menempel pada reseptor manusia.

Selain itu, pihaknya menduga mutasi virus SARS-CoV-2 yang dinamakan D614G terkait dengan kanaikan jumlah kasus yang tinggi di Surabaya. Terlebih, Surabaya baru yang pertama mengirim hasil WGS ke GISAID saat itu. Di dalam GISAID, virus di Surabaya mirip dengan klaster yang di Eropa.

Menurut data WGS dari Indonesia sangat sedikit. Dari 92 ribu data yang ada di GISAID, Puspaningsih berkata Indonesia baru menyumbang 33 data. Dari seluruh data dari Indonesia, baru 21 yang merupakan WGS dan sisanya masih parsial.

Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan strain virus corona yang 10 kali lebih menular seperti yang ada di Malaysia telah ditemukan di Indonesia.

Temuan virus corona SARS-CoV-2 dengan strain D614G ini disampaikan Amin dalam konferensi pers virtual LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX, di Jakarta, akhir pekan lalu (28/8).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menjadi tujuh tipe atau clade yakni S, V, L, G, GH, GR dan O (lainnya), yang mana GH adalah yang paling agresif.

Data urutan genom juga akan sangat berguna terutama untuk melacak transmisi atau penyebaran virus di Indonesia, mengidentifikasi target untuk terapi dan vaksin, serta memprediksi ancaman pandemi berikutnya. Untuk itu, kegiatan “whole genom sequencing” dari virus SARS-CoV-2 masih terus dilaksanakan di Indonesia. (ant)