Longsor

Kastara.ID, Jakarta – Mengisi buku bencana 2019, lembar pertama berisi upaya pencarian korban longsor di Dusun Garehong Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Longsor terjadi tiba-tiba pada hari Senin (31/12) pukul 17.30 WIB.

Seperti dilansir di laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tim SAR terus melakukan pencarian korban longsor. Hingga Selasa (1/1) pukul 02.30 WIB, tercatat 32 KK (107 jiwa) terdampak longsor dengan rincian dua orang meninggal dunia, tiga orang luka-luka, 61 orang mengungsi, dan 41 orang belum ditemukan.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, korban meninggal awalnya simpang siur karena kondisi yang panik. Informasi yang beredar di lapangan dan sosial media, korban meninggal 2, 4, 5 dan 8 orang. Namun setelah dilakukan verifikasi di posko sementara, ada 2 korban meninggal.

Kerugian fisik sementara terdapat 30 unit rumah tertimbun (data sementara/masih dalam pendataan). Upaya penanganan terus dilakukan meliputi BPBD Kab. Sukabumi mengirim tim ke lokasi kejadian. Juga BPBD Kab. Sukabumi bersama Basarnas dan warga setempat melakukan evakuasi dan pendataan.

Kondisi di lapangan dengan cuaca hujan di lokasi kejadian ditambah listrik padam/mati lampu, serta seluruh jaringan komunikasi (HP) terhambat, membuat kendala tersendiri dalam proses pencarian korban.

Saat ini kegiatan pencarian serta evakuasi korban terdampak longsor dihentikan, karena kondisi di lapangan diguyur hujan dan listrik padam/mati. Komunikasi dengan tim di lapangan hanya bisa menggunakan radio komunikasi/Handy Talkie (jaringan lokal/point to point). Jalanan yang terjal, berbatu, dan ditambah cuaca hujan rintik menyulitkan tim untuk melakukan evakuasi.

Untuk evakuasi diperlukan alat berat namun kondisi akses jalan dan medan cukup berat menuju lokasi bencana.

Pada hari ini hingga pukul 10.00 WIB ditemukan tiga korban meninggal dunia yaitu satu orang laki-laki, satu orang perempuan dan satu orang bayi. Sebelumnya, pada Senin (31/12) malam ditemukan dua orang korban dalam meninggal dunia dimana satu laki-laki dan satu perempuan, sehingga total korban meninggal hingga saat ini lima orang.

Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, relawan dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 38 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor.

Pencarian masih dilakukan secara manual karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan namun masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit dan medannya berat.

Bantuan terus berdatangan tapi terhambat oleh banyaknya masyarakat yang melihat bencana. Wisata bencana seperti ini selalu terjadi di saat bencana. Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana.

Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personil SAR, logistik, ambulan dan sebagainya terhambat kemacetan. Hal ini juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegera, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya.

Longsor susulan masih terjadi meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai, dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban.

BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan relawan memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan. (put)