PT PANN

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku kondisi perekomian nasional bakal semakin terpuruk. Hal ini lantaran pandemi virus corona yang hingga kini masih belum bisa teratasi. Bahkan Ani, panggilan Sri Mulyani, memperkirakan kondisi perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi semakin dalam.

Saat memberikan keterangan pada Rabu (1/4) melalui video conference, Ani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan minus 0,4 persen. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya akan menyentuh angka 2,3 persen. Angka itu menurutkan adalah yang terburuk selama ini.

Ani menambahkan, perkiraan itu juga diungkapkan Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Ani menjelaskan, penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut berdasarkan proyeksi beberapa komponen produk domestik bruto (PDB) yang juga menurun. Konsumsi rumah tangga diprediksi bakal berada pada angka 3,22 persen dan kemungkinan juga bisa menyentuh angka 1,6 persen. Angka ini jelas sangat berat bagi perekonomian nasional.

Sedangkan konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) diproyeksikan pertumbuhannya mendapau minus 1,78 persen dalam kondisi berat dan kondisi sangat beratnya 1,91 persen. Meski demikian, konsums pemerintah diperkirakan tetap meningkat. Dalam kondisi berat angkanya 6,83 persen dan sangat berat 3,73 persen. Hal itu lantaran besarnya stimulus yang disiapkan pemerintah untuk menangani COVID-19.

Sementara itu Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yakin kondisi perbankan nasional masih cukup kuat. Perry menyebut rasio kecukupan modal bank dan rasio kredit bermasalah juga masih dalam kondisi cukup baik.

Saat memberikan keterangan pada Selasa (31/3), Perry mengakui pandemi virus corona berdampak pada kondisi perbankan. Namun ia menyebut kondisi perbankan di Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dibandingkan 2008 dan 1998. (mar)