Bank DKI

Kastara.ID, Jakarta – PT Bank DKI masih dapat mencatatkan kinerja yang baik dan tetap tumbuh dengan ketahanan cukup kuat di tengah pandemi COVID-19. Pada tahun 2020 PT Bank DKI masih memiliki ketahanan yang baik dengan membukukan laba bersih mencapai Rp 580,6 miliar.

Direktur Utama Bank DKI Zainuddin Mappa mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan tekanan yang cukup berat bagi perbankan, khususnya di sisi risiko kredit. Oleh sebab itu, Bank DKI menerapkan berbagai inisiatif dan pengelolaan risiko yang efektif untuk menjaga kualitas aset dan bisnis.

“Berbagai kebijakan cepat yang dilakukan sebagai respons terhadap kondisi pandemi menunjukkan hasil positif dari sisi tingkat kesehatan maupun bisnis perseroan,” ujarnya (30/4).

Menurutnya, penyaluran kredit dan pembiayaan di tahun 2020 juga dilakukan dengan sangat selektif dan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Per Desember 2020, rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross tercatat sebesar 2,98 persen dan berada di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional di tahun 2020 sebesar 3,06 persen.

“Selain itu, untuk menjaga kelangsungan bisnis ke depan, Bank DKI juga telah membukukan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi penurunan kualitas kredit imbas dari pandemi COVID-19,” terangnya

Zainuddin menjelaskan, seiring dengan belum pulihnya permintaan kredit sebagai imbas dari pandemi COVID-19 sepanjang tahun 2020, memberikan tekanan pada pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan yang terkontraksi minus 4,71 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 35,66 triliun.

Penurunan kredit di sepanjang tahun 2020 dikarenakan Bank DKI mengurangi exposure kredit yang diberikan kepada bank di mana sebelumnya tahun 2019 mencapai sebesar Rp 3 triliun menjadi hanya Rp 575 miliar di tahun 2020. Adapun kredit yang diberikan kepada sektor riil tetap tumbuh sebesar 1,95 persen dari semula sebesar Rp 34,40 triliun di tahun 2019 menjadi sebesar Rp 35,08 triliun di tahun 2020.

“Bank DKI tetap menjaga kualitas pertumbuhan kredit dengan fokus meningkatkan kredit pada sektor riil, dengan harapan dapat ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor riil agar bisa terus tumbuh selama pandemi,” ungkapnya.

Zainuddin membeberkan, total aset Bank DKI mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik sebesar Rp 63,04 triliun atau tumbuh 13,39 persen dibanding tahun 2019 sebesar Rp 55,60 triliun. Pertumbuhan aset tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).

“Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan 31,16 persen, dari semula tercatat sebesar Rp 37,30 triliun menjadi sebesar Rp 48,92 triliun di tahun 2020,” ucapnya.

Ia menuturkan, total tabungan Bank DKI per Desember 2020 tercatat sebesar Rp 11,07 triliun, tumbuh 5,04 persen dibanding tahun 2019 sebesar Rp 10,54 triliun. Adapun untuk giro per Desember 2020 tercatat sebesar Rp 11,17 triliun, tumbuh sebesar 46,84 persen dibanding tahun 2019 sebesar Rp 7,61 triliun. Sementara untuk Deposito tercatat sebesar Rp 26,69 triliun, tumbuh 39,30 persen dibanding tahun 2019 sebesar Rp 19,14 triliun.

Berdasarkan data Rasio Keuangan, per Desember 2020, Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank DKI tercatat sebesar 28,05 persen mengalami peningkatan sebesar 2,27 persen dari sebelumnya 25,78 persen. Selain itu, rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) per Desember 2020 tercatat sebesar 81,99 persen meningkat 5,98 persen dari tahun 2019 sebesar 76,01 persen.

“Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dalam rangka implementasi PSAK 71 di tahun 2020,” imbuhnya.

Dijelaskannya, Rasio Net Interest Margin (NIM) akhir tahun 2020 tercatat sebesar 5,26 persen, cenderung menurun dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 5,44 persen imbas dari perlambatan pertumbuhan kredit yang terjadi di sepanjang tahun 2020.

“Berbagai inisiatif dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 dengan tetap mengedepankan pertumbuhan yang berkualitas menjadi fundamental yang baik bagi perseroan untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang,” tandasnya. (hop)