Kastara.id, Bogor – Program revitalisasi pasar rakyat sebagai mandat Nawacita makin intensif dilakukan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Saat membuka Musyawarah Nasional III Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) di Bogor, Jawa Barat (1/11), Mendag menegaskan bahwa pasar rakyat memiliki fungsi sangat strategis sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi rakyat. Pasar rakyat akan dibuat lebih modern dengan tetap mempertahankan kearifan lokal. Pemerintah sedang menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan pasar rakyat.

“Pasar rakyat di Indonesia memiliki fungsi yang strategis sehingga perlu dikembangkan secara komprehensif dan holistik sehingga dapat meningkatkan daya saing terhadap pusat perbelanjaan maupun toko modern di tengah maraknya keberadaan toko modern,” kata Mendag.

Kemendag tengah menyiapkan konsep prototipe pasar rakyat modern untuk pembangunan fisik pasar. “Prototipe pasar yang disiapkan saat ini menggunakan pasar rakyat modern di Bumi Serpong Damai (BSD) sebagai tolak ukur dengan berbagai penyempurnaan tanpa melupakan kearifan lokal tempat pasar rakyat berada,” ujar Mendag.

Spesifikasi perencanaan pembangunan pasar di setiap daerah akan distandarisasi, mulai dari kualitas, bahan, desain, dan ukuran. “Nantinya daerah tidak perlu lagi melakukan perencanaan pembangunan pasar, cukup menyiapkan lahan saja,” kata Mendag.

Dari tiga tipe pasar, yaitu A, B, dan C, tahun depan Pemerintah akan menempatkan pasar kecil tipe C (pasar dengan jumlah pedagang 150-200) di daerah-daerah di Indonesia sebagai prioritas program revitalisasi. “Yang menjadi prioritas program revitalisasi pasar di tahun 2017 adalah pasar rakyat tipe C. Pemerintah memastikan untuk hadir bagi pasar-pasar kecil, sedangkan untuk pasar-pasar besar dan yang sudah maju akan didukung oleh kemitraan dengan swasta,” ujar Enggar.

Selain prototipe, saat ini Kemendag juga tengah menyusun SOP pengelolaan pasar yang rencananya diterapkan tahun depan. “Kami segera menerapkan sertifikasi kepada pengelola pasar sehingga tata kelola dan manajemen pasar rakyat menjadi lebih efektif, efisien, transparan dan akuntabel, serta mendukung kesejahteraan masyarakat secara umum,” kata Mendag.

Menurutnya, dengan dua terobosan ini (prototipe dan SOP pengelolaan pasar), Pemerintah lebih mudah mengontrol dan mengawasi anggaran program revitalisasi pasar. Dengan parameter yang jelas dan mudah diukur, Mendag meyakini akan dapat mengurangi potensi penyimpangan yang bisa terjadi. “Pemerintah berkomitmen untuk membangun pasar-pasar rakyat modern yang sehat dan layak dengan pemanfaatan anggaran yang tepat guna dan bisa dipertanggungjawabkan dari sisi teknik, anggaran, dan tingkat kesehatannya. Dengan prototipe dan SOP pengelolaan pasar ini, fungsi pengawasan akan berjalan lebih baik,” ujar Enggar.

Ke depan, Pemerintah juga akan memperkenalkan penggunaan sistem online kepada setiap pedagang di pasar rakyat. Enggar yakin pengenalan sistem online bisa memperpendek mata rantai distribusi yang ada. Untuk mendukung program ini, Mendag juga menyampaikan bahwa tahun depan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan akan mendidik dan melatih para pengelola pasar. “Di pusdiklat ini para peserta akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan pengelolaan pasar, keuangan, serta pembukuannya,” kata Mendag.

Dalam Munas III Asparindo yang mengangkat tema ‘Pasar Rakyat, Ayo Maju’ ini, Mendag juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan pasar rakyat yang modern dan berdaya saing. “Kehadiran pemerintah dan kepala daerah akan tercermin dari kondisi pasar dan pedagang kecil di dalam kegiatan ekonominya,” ujarnya. (mar)