Kolombia

Kastara.ID, Jakarta – Pemerintah Kolombia dilaporkan akan melakukan pengerahan sejumlah 2.500 pasukan khusus untuk melawan kelompok pemberontak Pasukan Bersenjata Revolusi Kolombia (FARC).

Hal ini dilakukan karena sebuah serangan pemberontak di wilayah Cauca menewaskan kepala suku, Nasa Cristina Bautista, dan empat pengawalnya, yang bertugas melindungi wilayah suku di negara itu.

FARC telah melakukan serangkaian serangan terhadap pemerintah hingga menimbulkan korban jiwa sejak tahun 1980-an. AS dan Uni Eropa menganggap FARC sebagai organisasi teroris.

Merespons kejadian tersebut, Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan, selain menumpas FARC, ribuan pasukan khusus ditugaskan untuk mengambil alih wilayah serta menutup jalur perdagangan narkoba.

Duque juga menuduh kelompok pemberontak itu berniat menggunakan senjata untuk membungkam dan meneror warga adat.

Sementara Organisasi Masyarakat Adat Nasional Kolombia (ONIC) mengutuk keras serangan tersebut dan berencana melakukan demonstrasi besar-besaran atas penganiayaan, pembunuhan, serta pembantaian.

Kelompok ini juga mendesak pemerintah segera bertindak mengatasi krisis kemanusiaan dan sosial-ekonomi.

Lebih lanjut, ONIC berencana mendatangi Komisi Hak Asasi Manusia Inter Amerika dan mengadu ke Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Masyarakat Adat, Victoria Tauli-Corpuz.

ONIC mengungkapkan, sebanyak 123 warga adat terbunuh sejak Duque menjabat pada Agustus 2018 lalu. (yan)