Jawa Barat

Kastara.ID, Jakarta – Gempa bumi telah menggetarkan Perairan Barat Aceh pada Selasa (1/1) pada pukul 18:55 WIB. Gempa tersebut berkekuatan 5,1 M dengan kedalaman 14 KM, 93 KM barat daya Kota Banda Aceh.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani mengungkapkan bahwa gempa bumi tersebut diperkirakan karena adanya aktivitas Zona Sesar West Andaman dan tidak menimbulkan tsunami.

“Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut,” ujarnya.

Dampak gempa bumi yang ditimbulkan, menurut Kasbani, Kota Banda Aceh merasakan intensitas II MMI (Modified Mercalli Intensity). Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

Pada hari yang sama pukul 19.25 WIB juga terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,0 di Perairan Selatan Jawa Barat. Pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 108,46? BT dan 10,62? LS, pada kedalaman 10 km, berjarak 327 km barat daya Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Kasbani mengatakan bahwa gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami. “Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut,” tandas Kasbani.

Kasbani juga menjelaskan bahwa gempa bumi ini dikategorikan sebagai gempa bumi dengan kedalaman dangkal dan diakibatkan oleh sesar normal berarah NW-SE pada zona outer rise yang terletak di selatan zona subduksi.

“Gempa bumi yang terjadi dikategorikan sebagai gempa bumi dengan kedalaman dangkal. Berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan data mekanisme sumber dari BMKG, kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh sesar normal berarah NW-SE pada zona outer rise yg terletak di selatan zona subduksi,” terang Kasbani.

Seperti yang dirilis oleh PVMBG, pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia. Daerah terkena guncangan gempa bumi tersusun oleh batuan sedimen berumur Tersier dan endapan Kuarter. Sebagian batuan sedimen berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan.

“Batuan sedimen berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan dan endapan Kuarter pada umumnya bersifat lunak, urai, lepas, tidak kompak yang dapat mengamplifikasi guncangan gempa bumi, sehingga rawan guncangan gempa bumi,” tambah Kasbani.

Berdasarkan data BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di daerah pesisir Jawa Barat dengan intensitas III hingga IV MMI (Modified Mercalli Intensity).

Kasbani pun kembali mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD. “Masyarakat jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil,” pungkas Kasbani. (put)