Kastara.ID, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas akhirnya buka suara terkait masih terkendalanya warga Indonesia memasuki wilayah Arab Saudi. Saat memberikan keterangan resmi yang ditayangkan di laman Kementerian Agama (Kemenag), Rabu (2/6), Yaqut mengaku tidak tahu alasan Arab Saudi masih belum mengizinkan warga Indonesia masuk ke wilayahnya.

Itulah sebabnya Yaqut mempertanyakan kriteria yang ditetapkan Arab Saudi agar warga suatu negara diberikan izin masuk. Jika larangan didasarkan jumlah kasus Covid-19, Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor ini menyatakan negara lain seperti Amerika Serikat (AS) jumlah kasusnya jauh lebih tinggi. Bahkan menurut Yaqut, kasus Covid-19 di AS menjadi yang tertinggi di dunia.

Anehnya, warga AS bersama 10 negara lainnya kini sudah diizinkan masuk Arab Saudi. Negara lain yang juga diizinkan masuk, seperti Prancis, Italia, dan Jerman juga memiliki kasus Covid-19 yang tinggi. Ketiga negara itu berada di urutan 8, 9, dan 17 dalam jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Sedangkan Indonesia berada di urutan ke 19.

Seperti telah diberitakan, Pemerintah Arab Saudi mencabut larangan masuk bagi warga negara asing (WNA) dari 11 negara, yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Irlandia, Italia, Jepang, dan Jerman. Selain itu juga Prancis, Portugal, Swedia, Swiss, dan Uni Emirat Arab (UEA). Menurut sumber dari Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, seperti diberitakan kantor berita SPA (29/5), pencabutan larangan masuk karena penanganan Covid-19 di 11 negara tersebut sudah berjalan dengan efektif.

Saat ini jumlah negara yang warganya dilarang masuk Arab Saudi tinggal sembilan, termasuk Indonesia. Selain itu juga Afrika Selatan, Argentina, Brazilia, India, Lebanon, Mesir, Pakistan, dan Turki. Larangan yang berlaku sejak Februari 2021 itu masih diterapkan lantaran penanganan Covid-19 di negara tersebut dirasa masih belum baik.

Larangan masuk ini dikhawatirkan berimbas pada rencana keberangkatan calon jemaah haji Indonesia. Pasalnya sekitar dua bulan lagi, umat Islam akan melaksanakan ibadah haji yang dipusatkan di kota suci Makkah.

Muncul dugaan larangan masuk terhadap warga Indonesia akibat penggunaan vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Padahal pemerintah Arab Saudi sesuai saran WHO menetapkan tiga jenis vaksin yang boleh digunakan, yakni Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca. Itulah sebabnya pemerintah Indonesia berusaha mengajukan permohonan agar vaksin Covid-19 buatan China itu masuk dalam daftar vaksin yang diperbolehkan oleh Arab Saudi. Namun belum ada informasi soal hasil pengajuan itu.

Namun dugaan tersebut ditepis Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang mengaku mendapat informasi Indonesia tahun ini tidak mendapat kuota jemaah haji 1442 Hijriah atau 2021. Sufmi mengaku belum mengetahui apa penyebab Indonesia tidak mendapatkan kuota haji tahun ini.

Saat memberikan keterangan (31/5), politisi Partai Gerindra ini meminta semua pihak tidak menduga-duga penyebabnya, termasuk anggapan lantaran jenis vaksin Covid-19 yang digunakan Indonesia. Namun Dasco meminta kemungkinan faktor vaksin Covid-19 yang digunakan bisa menjadi pelajaran berharga. Ia pun meminta pemerintah lebih memperhatikan hal-hal tersebut. (issahib)