Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB)

Kastara.ID, Jakarta – Vice President Chief Administration Officer Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Lucky Eko Wuryanto mengatakan saat ini jumlah utang Indonesia kepada AIIB mencapai 950 dolar AS atau sekitar Rp 13,48 triliun. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia menjadi negara pengutang terbesar kedua setelah India.

Lucky menyebut Indonesia sebagai negara yang sangat potensial. Itulah sebabnya AIBB menargetkan bisa semakin meningkatkan utangnya kepada Indonesia. Terlebih saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah gencar meningkatkan pembangunan infrastruktur yang dipastikan membutuhkan pendanaan. Lucky berharap Indonesia bisa merealisasikan program pembangunan, khususnya infrastruktir sesuai dengan semangat Nawacita.

Lucky menambahkan, AIIB menganggap Indonesia sebagai debitor atau peminjam yang sangat penting. Lucky menegaskan, pihaknya akan selalu siap membantu Indonesia dalam proyek-proyek yang membutuhkan keterlibatan investor swasta. Kehadiran AIIB juga diharapkan membuat investor merasa lebih nyaman.

Meski demikian, Lucky meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lebih selektif dalam memilih proyek yang akan diajukan ke AIIB. Lucky menyebut pihaknya akan menolak proyek yang sensitif, seperti pembangunan bendungan. Pasalnya pembangunan bendungan selalu terkait dengan isu lingkungan dan relokasi penduduk.

Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) adalah lembaga keuangan multilateral yang dipelopori China. Lembaga ini disebut-sebut sebagai penantang serius International Monetary Fund (IMF) dan World Bank atau Bank Dunia. Meski menyandang nama “Asia”, AIIB tidak hanya memberikan pinjaman kepada negara Asia. Beberapa negara Eropa dan Amerika diketahui menjadi anggota AIIB. Baru-baru ini AIIB mengumunkan empat anggota baru yakni Kepulauan Cook, Vanuatu, Belarus, dan Ekuador.

Lucky menjelaskan, total utang yang disalurkan di negara baru sekitar empar miliar hingga 4,5 miliar dolar AS per tahun. AIIB menargetkan dapat meningkatkan nilai pinjaman hingga mencapai 10 miliar dolar AS. (mar)