Israwan Nugroho

Kastara.ID, Depok – Mantan Pengurus PDI-P, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojong Sari, Israwan Nugroho mulai angkat bicara terkait dinamika Politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok 2020. Israwan mengaku, sejak pasangan calon (paslon) ditetapkan KPU, dirinya melakukan analisis mendalam mengenai visi-misi paslon, Senin (2/11).

Israwan yang pakar di bidang keuangan dan anggaran, juga menyoroti program anggaran pengembangan infrastruktur wilayah untuk kedua paslon. Untuk Pradi-Afifah yang menjanjikan dana Rp 500 juta per RW, sementara untuk Idris-IBH mempunyai janji kampanyenya program Rp 5 miliar per kelurahan.

“Dari perspektif saya sebagai orang keuangan dan bergelut di anggaran, Rp 5 miliar per kelurahan lebih realistis ketimbang Rp 500 juta per RW,” ucap Israwan.

Ditambahkan Israwan, uang sebesar Rp 5 miliar per kelurahan memiliki parameter yang jelas dari aspek pertanggungjawaban teknis anggaran, pelaksanaan, hingga soal pengawasan. Sementara alokasi Rp 500 juta per RW rawan adanya penyelewengan. “Fungsi pengawasannya sulit karena skupnya sempit. Potensi temuannya tinggi,” jelas Israwan.

Adapun dana Rp 5 miliar per-kelurahan dari aspek pemerataan pembangunannya lebih jelas. Pihak pemerintah atau kelurahan bisa menetapkan skala prioritasnya dengan mudah, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah.

“Partisipasi publik bisa terorganisir. Baik dari fungsi pelaksanaan maupun pengawasan anggarannya,” kata Israwan.

Dia lantas menjabarkan mengapa dana pembangunan 500 juta per-RW tidak realistis. Dia tak bisa membayangkan jika RW di komplek-komplek perumahan diberi setengah miliar dalam setahun.

“Mau dibikin apa? Setahu kami sudah disiapkan oleh pihak developer mengenai fasum dan fasosnya. Dan perlu kita ketahui bersama bahwa RW bukan bagian dari struktur pemerintahan negeri ini, bagaimana bisa dianggarkan dalam APBD,” ungkap Israwan.

Untuk itu Israwan tak ragu lagi menentukan pilihannya sekalipun dirinya tercatat sebagai kader PDIP. “Saya memilih atas kajian yang rasional, bukan partisan asal sekadar milih. Saya profesional, akademisi. Maka sudah sepantasnya ketika memilih saya harus menganalisis secara cermat,” ungkap Israwan.

Israwan mengaku bakal menggerakan kader-kadernya di Sawangan. Dia optimis bisa meraih banyak suara lantaran sudah cukup lama melakukan pemberdayaan kepada kader maupun masyarakat setempat.

“Kami menargetkan minimal 70 persen suara untuk paslon 02 di Wilayah Kelurahan Pondok Petir dan sekitarnya,” tegas Israwan.

Dia tak gentar dengan ancaman maupun teguran dari partai. Israwan berkeyakinan bahwa jalan politiknya bukanlah didasarkan pada politik transaksional dan politik ‘karbitan’. Sedari awal berpartai, Israwan mengaku sudah melaksanakan garis-garis partai.

“Insya Allah saya tidak pernah dan tidak akan pernah cari nafkah dari dunia politik,” pungkas dia. (*)