Salahuddin Wahid

Oleh: ‘Abd Al Haris Al Muhasibiy

 

DUKA mendalam menyelimuti segenap rakyat Indonesia. Salah satu putra terbaik bangsa dan ulama kharismatik, KH Salahuddin Wahid yang akarap disapa Gus Sholah menghadap Sang Ilahi.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng ini menghebuskan nafas terakhir pada Ahad (2/2). Doa dan ucapan belasungkawa pun dilangitkan mengiringi kepergian cucu dari pendiri NU, Hadratus-Syekh KH Hasyim Asy’ari ini.

Kesedihan dan kehilangan putra terbaik bangsa ini digoreskan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang Abd Al Haris Al Muhasibiy dalam sebuah puisi.

Gus Sholah, Pulang ke Hadirat Allah Ta’ala

Sesungguhnya kita semua milikNya
Kita juga pasti akan kembali kepadaNya
Tidak seorang pun bisa menolaknya
Semua kehendak Tuhan Yang Maha Esa
Tidak terkecuali KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah

Gus….selamat jalan
Sekarang engkau kembali kepada Tuhan
Sebagaimana yang Gus selalu ajarkan
Kepada kami para santri yang terus-terusan
Setiap kali Gus mengaji tidak lupa berpesan
Sehebat apapun manusia tetap ada keterbatasan
Kami para santri selalu siap kembali kapan
Sebagai kebahagiaan merupakan perjumpaan
Dengan Sang Kekasih yang penuh dengan kecintaan

Kami sedih meski tahu ini takdir ilahi
Sulit mencari orang yang punya integritas diri
Seperti Gus sampaikan kepada para santri
Sedangkan kami sendiri masih jauh dari mumpuni
Seringkali kami harus ngobrol dan diskusi
Gus tetap melayani ketika kami datang bertanya mana yang kami ikuti
Gus…..mungkin kami yang sering membebani

Meski Gus tidak pernah berkata secara terbuka
Ingin para santri teruskan perjuangan untuk nusa dan bangsa
Seperti pengasuh Tebuireng yang sudah-sudah
Mereka semua berpesan agar para santri bela agama dan negara
Selalu berusaha tidak tergoda oleh harta dan tahta
Tetap berjuang berdasar Agama dan Pancasila
Tidak boleh menjadi beban nusa, bangsa dan negara
Gus meski berat, tapi harus terjadi
Kami semua harus rela Gus tinggal pergi
Menghadap kepada Tuhan Ilahi Rabbi
Gus akan terus di sisi Allah SWT dengan damai
Selamat jalan Gus, sampai ketemu nanti

Surabaya, 02-02-2020 (*)