Rusmin Amin

Kastara.ID, Jakarta – Direktorat Metrologi Ditjen PKTN Kementerian Perdagangan menyatakan kesiapannya dijadikan Laboratorium Pengujian Meter Kadar Air bagi kualitas biji kopi yang dihasilkan petani, pengusaha, pemilik kedai, barista, hingga kalangan akademisi.

“METR-ic (Metrologi Information Center) yang kami miliki itu bisa menjadi pusat layanan Kemetrologian, bukan hanya untuk mengembangkan teknologi pengukuran tetapi juga memastikan alat ukur yang digunakan dalam pengolahan kopi sudah tepat dan benar,” ujar Direktur Metrologi Rusmin Amin dalam Webinar diikuti 850 peserta terkait Hari Kopi Sedunia, Jumat (2/9).

Untuk itulah Direktur Rusmin mengajak pemilik Rumah Kopi Nusantara, Abdul Rochim, dan Ayu Siti Maryam selaku Indonesia Trade Promotion Center Sydney, bersama memanfaatkan METR-ic dalam meningkatkan kualitas kopi nasional berskala dunia.

Alasannya, sambung Ayu Siti Maryam, tren anjlok ekspor kopi Nusantara terutama Australia dalam dua tahun terakhir disebabkan penurunan kualitas. Katanya, nilai ekspor 2017 sebesar 22,2 juta dolar AS menurun menjadi 10,7 juta dolar AS pada 2019.

“Diperlukan kerja ekstra bagi stakeholder kopi untuk lebih meningkatkan mutu karena Australia sangat concern soal satu itu,” ujarnya.

Sementara Abdul Rochim mengakui kualitas kopi ditentukan alat ukur yang tepat dan benar mulai penanaman (farming), pematangan (roasting) dan brewing, hingga terhidang di cangkir.
“Selama ini kita tidak menyadari bagaimana akurasi pengukuran mempengaruhi cita rasa kopi itu sendiri,” ujar Rochim.

Di tempat terpisah Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Veri Anggrijono, mengingatkan bahwa metrologi dan standardisasi itu salah satu komponen infrastruktur mutu yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan ekspor nonmigas nasional.

“Ke depan, kami akan kembangkan sistem ketertelusuran untuk mendukung komoditi agrikultur nasional sehingga memiliki nilai tambah yang pada gilirannya mendukung ketahanan pangan,” ujar Dirjen Veri Anggrijono.

Alasannya, Direktorat Metrologi bersama kepala daerah bekerja sama dioptimalkan dalam mendukung sentra-sentra produksi komoditas kopi atau bahkan hasil kebun lainnya melalui pengukuran, penakaran, dan penimbangan yang tepat. (*)