Pangan

Kastara.ID, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin terus mengamati gejolak harga yang terjadi pada beberapa komoditas pangan seperti kedelai, cabai, telur ayam, hingga daging sapi akhir-akhir ini. Ia mengatakan, hal tersebut menjadi sebuah early warning atau peringatan dini kepada pemerintah untuk dijadikan sebagai tantangan utama dalam menghadapi persoalan sepanjang tahun 2021.

Politisi Farksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) ini seringkali mengingatkan kepada pemerintah agar selalu waspada pada setiap pergantian tahun, untuk mengevaluasi kinerja dalam pelayanan kepada rakyat sehingga menjadi program prioritas baik dari sisi pengaggaran, sisi fokus Sumber Daya Manusia (SDM) maupun dalam penentuan target tujuannya.

“Hingga saat ini  persoalan energi, pangan, pendidikan dan kesehatan menjadi tantangan berat bagi negara ini untuk membuat langkah-langkah menjadi negeri yang berdaulat. Daulat akan pangan dan energi semestinya mampu diciptakan tidak terlalu lama akibat dukungan sumber daya alam yang memadai. Untuk penguatan sektor kesehatan dan pendidikan juga akan menjadi sangat vital berkaitan dengan daya saing negara kita di dunia internasional,” tutur Akmal dalam siaran persnya, Senin (4/1).

Akmal sangat menyayangkan persoalan kenaikan kedelai saat ini yang merupakan kejadian berulang tiap tahun. Seperti dikabarkan, kenaikan harga kedelai hingga menjadi Rp 9.200 per kilogram telah memicu sejumlah protes hingga mogok produksi para pengusaha tahu tempe di Jabodetabek, sebagian Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Banten, hingga Aceh. Menurutnya, protes yang dilakukan pengusaha tersebut sangat wajar dilakukan untuk mendapat perhatian pemerintah agar ada solusi berkaitan dengan persoalan harga ini.

Selain itu, Akmal juga memantau adanya kenaikan cabai terjadi secara berkelanjutan, di mana harga rata-rata cabai merah di angka Rp 50.300 per kilogram hingga Rp 57.300 per kilogram. Sedangkan untuk harga daging sapi sudah mencapai Rp 118.850 per kilogram dari harga normal Rp 110.000 per kilogram.

Legislator dapil Sulawesi Selatan II itu mengingatkan pemerintah, agar ada formula tersistem dalam menangani persoalan harga pangan ini. Ia sering kali mengungkapkan berkaitan dengan stabilitas komoditas pangan dan pertanian ini dalam suasana pandemi sangat kokoh akibat kebutuhan yang stabil. Bahkan pihak pemerintah melalui kementan beserta seluruh jajarannya pun sudah sering menyampaikan dalam berbagai forum kenegaraan, bahwa sektor pangan perlu dukungan kebijakan yang lebih dari saat ini.

“Saya berharap pemerintah mulai membuat prioritas tinggi dalam menghadapi persoalan pangan dan pertanian ini. Bukti terhadap dukungan pemerintah di sektor pangan dan pertanian ini adalah adanya alokasi APBN yang proporsional terhadap sektor pangan dan pertanian. Awal kemajuan pertanian kita adalah, semua dukungan SDM dan Anggaran mulai dari riset, produksi, sarana pra sarana, hingga industri pasca panen perlu dikembangkan,” tutup Akmal. (rso)