Satu(facultyfocus.com)

Oleh: Jaya Suprana

SAYA sangat berterima kasih kepada Prof. DR. Ing Bacharuddin Jusuf Habibie yang telah berkenan bermurah hati mengajarkan berbagai aspek sains dan teknologi termasuk matematika kepada saya yang gaptek ini. Prof BJ Habibie pula yang berupaya menyadarkan saya betapa penting peran angka dalam bukan saja matematika namun dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia.

Meski kerap digugat oleh angka nol, berdasar kesepakatan angkamologi angka satu dianggap sebagai angka pertama pada deretan angka yang sampai kini masih belum diketahui batasan maksimalnya. Maupun minimalnya. Angka yang dianggap terbesar sebesar apa pun selalu bisa diungguli oleh angka 1. Misalnya 100 pangkat seributigapuluhtujuh langsung terungguli dengan cukup memberi imbuhan + 1 saja. Sementara – alias minus 100 pangkat 1.307 langsung terungguli keminusannya apabila ditambah 1.

Dalam deret angka prima, 1 juga berada pada posisi  nomor 1 alias pertama. Menarik adalah kesepakatan para ahli aritmetika bahwa 1X1=1 maka 1:1=1 namun 1+1=bukan 1 tetapi 2 dan 1-1 malah sama dengan 0.

Para matematikawan juga berkomplot dalam kesepakatan verbal bahwa satu merupakan satu-satunya angka yang bisa membagi segenap angka lain atau satu merupakan satu-satunya angka yang bisa dibagi dengan segenap angka lain. Maka 1 bisa membagi atau dibagi dengan 19.347.250,437 pangkat 6 atau berapa pun. Fakta ini menempatkan 1 pada posisi istimewa yang siap dikembangkan ke arah mana pun termasuk untuk menggugurkan definisi angka prima.

Teori matematika memang kanibalistik gemar menggugurkan teori matematika lainnya bahkan dirinya sendiri. Untuk memenangkan suatu pertandingan atau kompetisi, peserta harus menjadi nomor 1. Saya dijamin pasti menjadi juara 1 lari marathon apabila peserta cuma 1 yaitu saya sendirian saja. Anak sulung sebagai yang nomor satu dihadirkan di alam semesta ini lazimnya memiliki hak istimewa yang tidak dimiliki anak-anak yang dilahirkan setelahnya. Kecuali anak bungsu.

Di dalam catatan MURI, Bung Karno adalah presiden pertama Republik Indonesia, sementara Megawati Soekarnoputri adalah perempuan pertama yang menjadi Presiden Republik Indonesia. Rekor bersifat pertama kekal abadi tanpa bisa diungguli sampai akhir jaman.

1 masuk ke ranah bahasa Indonesia yang bahkan menjadi slogan utama Sumpah Pemuda yaitu Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa yang kemudian menjadi teks lagu mahakarya DR. Liberty Manik “Satu Nusa, Satu Bangsa”. Di dalam lagu Dari Barat Sampai Ke Timur juga ada teks: sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia.

Angka 1 merupakan angka terdepan 17 dan 1945 meski bukan angka 8. Sila urutan pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, namun sila yang berada di tengah Pancasila adalah PerSATUan Indonesia. NKRI akronim Negara KeSATUan Republik Indonesia. SATU-satunya merupakan SATU di antara syarat untuk memperoleh anugrah MURI.

Ada pula lagu anak-anak yang mendiskriminir ayah dengan menempatkan ayah pada urutan kedua setelah ibu masih ditambah kata “juga” lagi: Satu-Satu Aku Sayang Ibu, Dua-Dua Juga Sayang Ayah.

Salah SATU merupakan satu di antara sekian banyak kekeliruan kaprah dalam bahasa Indonesia. Kata tunggal dalam Bhinneka Tunggal Ika bermakna sama dengan SATU. Sila nomor 1 Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa yang bermakna satu-satunya. Satu-satunya pada hakikatnya serakah sebab tidak mau disaingi oleh orang lain.

Saya berhenti membahas angka 1 sampai di sini saja sebab yakin para pembaca sendiri masing-masing pasti memiliki koleksi angka 1 yang menyelinap masuk ke dalam berbagai sisi kehidupan umat manusia termasuk anda dan saya. (*)

* Penulis adalah pembelajar misteri angka.