Akuntan

Kastara.ID, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo berbagi lima saran agar profesi akuntan dapat tetap relevan bahkan memberikan nilai tambah bagi penggunanya di era revolusi industri 4.0.

Saran yang diberikannya yaitu pertama memperkuat keahlian dan keahlian (skill) akuntansi sebagi core competency. Kedua, menjaga nilai dan standar etika yang tinggi (integritas) serta tidak mengijinkan fraud. Ketiga, memperluas pengetahuan terkait teknologi informasi, komunikasi dan manajemen. Keempat, mampu menyederhanakan permasalahan dan memberikan solusi (professional judgment) bagi para penggunanya bukan hanya melakukan pekerjaan pencatatan, pengolahan, dan pemilahan transaksi. Kelima, menjaga kepercayaan (trust) dalam memberikan saran (professional judgment) bagi para penggunanya.

Hal ini disampaikan Wamenkeu pada acara Aspiring Professional Accountants Festival (APAFEST) 2019 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (4/9).

Profesi akuntan tradisional yang lebih banyak mengandalkan kemampuan pencatatan dan analisis laporan keuangan dan audit atas aset-aset tangible kemungkinan akan digantikan oleh artificial intelligence (AI) robotics dan big data analysis.

“Kalau akuntan masih menggunakan pendekatan konvensional atau tradisional akan diganti oleh teknologi. Lima puluh sembilan persen (59%) perusahaan kecil mereka berpikir dalam 10 tahun ke depan tidak memerlukan profesi akuntan lagi,” jelas Wamenkeu di depan para mahasiswa akuntansi dan para anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Dalam kesempatan tersebut, Wamenkeu mencontohkan sekaligus mengkritisi laporan keuangan saat ini yang baru mampu mengukur dan menaksir performance perusahaan dari sisi tangible assets (seperti gedung, mesin, kendaraan). Sedangkan intangible assets (misalnya intelektualitas dan inovasi sumber daya manusia) belum dapat diukur secara optimal, padahal era revolusi industri 4.0 perusahaan-perusahaan yang mampu mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) dalam mengoptimalkan teknologi dan melakukan inovasi seringkali mampu mengalahkan perusahaan yang mengandalkan aset fisik.

Oleh karena itu, Wamenkeu mendorong agar ke depan investasi di bidang SDM harus lebih diutamakan. Dalam konteks pembinaan dan pengembangan profesi akuntan, IAI fokus menyiapkan SDM akuntan yang mampu berdaptasi dan memberikan nilai tambah di era revolusi industri 4.0.

“SDM Unggul Indonesia maju sesuai tagline IAI yaitu menguasai perubahan dan menyiapkan masa depan,” pungkas Wamenkeu. (mar)