Hal ini dipastikan saat Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Kepala Bulog, Budi Waseso, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, serta Asisten Perekonomian Pemprov DKI, Sri Haryati dan sejumlah pejabat terkait lainnya, melakukan kunjungan ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (4/10).

Erick Thohir mengaku dalam beberapa pekan ini ditugaskan Presiden RI untuk memastikan bahwa stok beras aman dan terkendali.

Saat ini, ujar Erick, harga pangan di dunia tercatat tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Bukan hanya beras namun juga komoditi minyak, bensin, jagung dan lain-lain. Karena itu dirinya bersama Bulog, Badan Pangan Nasional, pemerintah daerah dan semua yang terlibat melakukan pengecekan.

“Kita pastikan stok beras aman. Di Bulog ada 1,7 juta ton dan November sampai dua juta ton. Belum lagi didorong oleh produksi beras dari petani kita beli semua untuk memastikan stok aman,” kata Erick Thohir.

Ditegaskan Erick, pihaknya berupaya untuk terus membanjiri beras di semua pasar agar harga tetap stabil.

“Jika produksi dalam negeri bagus tentu Indonesia tidak akan impor beras dari luar negeri,” tukasnya.

Asisten Perekonomian DKI, Sri Haryati menambahkan, semakin hari stok kebutuhan beras di DKI bertambah baik. Bahkan, hari ini sudah sampai 31 ribu ton dari target 35 ribu ton pasokan beras dari Bulog yang masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang.

Menurut Sri Haryati, pihaknya turut melakukan monitoring perkembangan dan pendistribusiannya, termasuk di pasar turunannya yang tersebar di 196 titik.

“Pemprov DKI punya tanggung jawab dan berkontribusi dalam pengendalian inflasi di tingkat nasional. Kontribusi DKI sekitar 27 persen untuk nasional  dan di Jakarta saat ini inflasinya 1,89 persen, dibanding nasional 2,8 persen. Jadi di Jakarta masih on the track,” papar Sri.

Selama kurun waktu tujuh tahun terakhir ini, diakui Sri Haryati, memang terjadi kenaikan harga beras yang paling tinggi di dunia. Sehingga pemerintah pusat bersama Pemprov DKI perlu melihat berapa produksi nasional dan berapa kebutuhan masyarakatnya.

Dengan semakin banyaknya beras digelontorkan di Jakarta, menurut Sri Haryati, secara grafik semakin menurun harganya.

“Saya imbau masyarakat agar tetap tenang karena di gudang-gudang beras cukup banyak,” tegasnya.

Sementara Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, ketersediaan beras dibandingkan dua pekan lalu sudah terjadi penambahan dari 24.000 ton menjadi 31 ribu ton lebih. Harga juga sudah mengindikasikan penurunan yang signifikan, sekitar 11 persen, dari Rp 12.600 dua pekan lalu menjadi  Rp 11.158 per kilogram saat ini.

“Penurunan harga terjadi karena ada suplai dari Bulog beras SPHP dan suplai dari sejumlah daerah. Pasokan beras yang masuk ke Pasar Induk Cipinang setiap hari 2.500 sampai 3.000 ton,” beber Pamrihadi. (hop)