Ade Armando

Kastara.ID, Jakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meminta masyarakat, khususnya umat Islam, tidak usah mempedulikan ucapan Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando yang menyebut perintah shalat lima waktu tidak ada dalam Alquran. Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan, Ade Armando bukan ahli agama sehingga pernyataannya tidak usah ditanggapi.

Saat memberikan keterangan (3/11), Dadang menegaskan, seluruh umat Islam sudah mengetahui shalat lima waktu hukumnya wajib. Umat Islam juga sudah paham terkait dasar perintah ibadah wajib itu. Oleh karena itu Dadang menilai masyarakat tidak perlu merisaukan pernyataan dari orang yang tidak mengerti agama, seperti Ade Armando.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan pernyataan serupa. Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Rumadi Ahmad menilai pernyataan Ade Armando tak lebih sekadar mencari perhatian semata.

Saat memberi keterangan (3/11), Rumadi bahkan menyebut Ade Armando hanya ingin genit saja. Omongannya pun tidak ada gunanya dan tidak berarti bagi umat Islam.

Sebelumnya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Cokro TV (1/11), Ade Armando menyatakan di dalam Alquran tidak ada perintah shalat lima waktu. Dosen Komunikasi UI itu bahkan menantang semua pihak untuk mencoba mencari ayat dalam Alquran yang memerintahkan shalat lima waktu.

Dalam pernyataannya, Ade mengatakan dirinya selama ini melaksanakan shalat. “Walaupun saya tahu sebenarnya di dalam Alquran tidak ada perintah shalat lima waktu. Coba saja baca Alquran, Anda tidak akan menemukan ayat yang mengatakan shalat itu harus dilakukan lima kali sehari,” ujar Ade dalam video tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan Ade sebagai respons atas pernyataan Imam Masjid New York, Amerika Serikat (AS) asal Indonesia, Shamsi Ali yang menuding Ade telah mengingkari Islam lantaran tidak menjalankan shalat.

Ade menuturkan, ayat dalam Alquran hanya memerintahkan shalat tapi tidak secara spesifik menyebut lima waktu. Ia menambahkan, hadis pun hanya memerintahkan shalat dalam tiga waktu. Pegiat media sosial (medsos) ini pun menyayangkan, banyak pemuka agama Islam atau ulama di Indonesia dengan kadar intelektualitas yang memprihatinkan. Mereka, kata Ade, terjebak dengan gaya lama dan yang tertutup dan tidak membuka diri pada perbedaan. (ant)