BPS

Kastara.ID, Jakarta – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pihaknya mencatat sebanyak 6,88 juta orang di Indonesua pengangguran, pada Februari 2020. Jumlah itu bertambah 60 ribu orang dibanding periode yang sama tahun 2019.

“Ini sangat flat (stagnan) sekali kalau dibanding pattern (pola) sebelumnya,” Kata Suhariyanto melalui video conference, Selasa (5/5).

Berdasarkan wilayahnya, tingkat pengangguran tertinggi tercatat di Banten, yakni 8,01 persen. Angka itu naik dari Februari 2019, yaitu 7,58 persen. Disusul Papua Barat sebesar 6,20 persen, Sulawesi Selatan 6,07 persen, Sulawesi Utara 5,57 persen, Jawa Tengah 4,15 persen, Yogyakarta 3,38 persen, dan Bangka Belitung 3,41 persen.

Pengangguran paling banyak berasal justru dari usia muda, yakni 15-24 tahun sebesar 16,28 persen. Lalu pengangguran terendah dari kelompok usia 60 tahun hanya 1,08 persen.

Selain itu, BPS mencatat pengangguran di perkotaan berkurang dari 6,3 persen menjadi 6,15 persen. Sebaliknya, pengangguran di pedesaan naik dari 3,45 persen menjadi 3,55 persen.

Terjadi penurunan pekerja di beberapa sub sektor, meliputi perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, dan penyediaan akomodasi, makanan dan minuman.

Sebelumnya Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk yang dirumahkan di tengah pandemi covid-19 sejauh ini mencapai 2,9 juta orang.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menuturkan jumlah tersebut terdiri dari 1,7 juta orang yang sudah terdata dan 1,2 juta orang yang masih dalam proses validasi data.

Rinciannya, pekerja formal yang terkena PHK 375.165 orang, pekerja formal yang dirumahkan 1,32 juta orang, pekerja informal yang terdampak sebanyak 314.883 orang. (ant)