Budidaya ini merupakan hasil kerja sama dengan Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

Kepala Sudin KPKP Kepulauan Seribu, Devi Lidya mengatakan, dari  895 kilogram lumput laut yang dipanen sebanyak 500 kilogram telah dibeli suplier dari Pulau Harapan dengan harga Rp 5.000 per kilogram. Sisanya, 495 kilogram dijadikan bibit kembali guna menjaga ketersedian stok,

“Kami mencoba memfasilitasi dalam promosi dan pemasaran,” katanya, Selasa (5/9).

Menurut Devi, budidaya rumput laut yang dilakukan warga di beberapa perairan di Kepulauan Seribu semakin berkembang dan baik hasilnya. Hal itu tidak terlepas dari pembinaan berbagai pihak baik pemerintah daerah maupun yayasan dan lembaga.

“Kita akan terus pantau dan bina para kelompok budidaya ini. Kita harapkan, ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kepulauan Seribu,” ucapnya.

Penyuluh Perikanan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Fauzi Rahman menambahkan pertumbuhan atau penyebaran rumput laut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan biofisik, perairan dan kondisi iklim. Karena itu, diperlukan ketekunan dalam perawatannya.

“Apabila cuaca tengah fuluaktif maka pertumbuhannya sangat rentan atau gagal, maka sebagai budidaya harus tekun dan pandai merawatnya,” tuturnya.

Ketua Pokdakan Tidung Sejahtera, Dahlan menjelaskan, bibit awal rumput laut ini sebanyak 400 kilogram, lalu ditanam dengan menggunakan tali masing-masing sepanjang 15 meter. Setiap talinya dipasang bibit rumput laut berjarak setiap satu jengkal untuk memudahkan rumput laut tumbuh dan berkembang biak.

“Untuk panen kami jadwalkan dua bulan, jika kelamaan akan tua dan rontok rumput lautnya. Saat ini anggota kami sebanyak 13 orang,” pungkasnya. (hop)