Kastara.ID, Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meresmikan Media Center Indonesia Maju. Media Center ini, katanya, untuk memberikan informasi dan klarifikasi dari pihak pemerintah.

Namun Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M Jamiluddin Ritonga, kontan menyebutnya aneh dan mengejutkan.

“Tindakan Bahlil itu tentu aneh dan mengejutkan. Sebab, mendirikan dan meresmikan Media Center Indonesia Maju bukan ranah tugas dan fungsinya sebagai Menteri Investasi/BKPM,” ungkap Jamil kepada Kastara.ID, Selasa (5/12) pagi.

Menurutnya, Bahlil hanya masuk akal bila meresmikan media center untuk kepentingan investasi dan penanaman modal. Di luar bidang itu, Bahlil tentu disfungsional.

“Media Center Indonesia Maju untuk memberikan informasi dan klarifikasi dari pemerintah seharusnya ranah Kementerian Komumikasi dan Informatika serta Juru Bicara Presiden. Dua lembaga ini seharusnya pas mendirikan Media Center yang terkait dengan informasi pemerintah secara umum,” terang pengamat yang juga mantan Dekan Fokom IISIP Jakarta ini.

Ditambahkannya, secara spesifik dan sektoral, media center idealnya berada di setiap kementerian atau lembaga negara. Terkait politik dalam negeri misalnya, Kementerian Dalam Negeri tentu relevan mendirikan media center.

“Jadi, pendirian media center oleh Bahlil layak dipersoalkan. Bahlil terkesan sudah mengambil porsi tugas dan fungsi kementerian atau lembaga negara lainnya,” tandas Jamil.

Karena itu, lanjutnya, Presiden Joko Widodo harus menegur keras Bahlil karena melakukan yang bukan tugas dan fungsinya.

“Selain itu, apa yang dilakukan Bahlil dapat merusak harmonisasi dan sinergisitas antar kementerian atau antar lembaga negara. Sebab, kementerian atau lembaga negara tertentu akan tersinggung karena tugas dan fungsinya diambil alih Bahlil,” pungkas Jamil. (dwi)