Kastara.ID, Jakarta – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya akan merevitalisasi Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Rencananya, proyek revitalisasi dimulai tahun ini.

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, terkait rencana revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati sudah disosialisasikan kepada para pedagang.

“Revitalisasi ini juga untuk pedagang, pembeli dan mereka yang beraktivitas di Pasar Induk Kramat Jati. Komoditas di Pasar Induk Kramat Jati berasal dari banyak daerah di Indonesia, kami ingin juga memberikan tempat yang nyaman bagi awak ekspedisi pengangkut komoditas pangan untuk beristirahat,” ujarnya, Kamis (6/1).

Arief menjelaskan, revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati akan dilakukan secara bertahap. Sehingga, para pedagang dipastikan akan tetap bisa berjualan.

“Untuk revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati justru kami berupaya agar mereka bisa berjualan di lokasi saat ini, tanpa perlu pindah ke tempat penampungan sementara (TPS). Targetnya, revitalisasi bisa selesai dalam satu tahun,” terangnya.

Menurutnya, revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati akan menjadi bagian dari wajah baru Jakarta sebagai pasar tradisional yang bersih, tematik dan memberikan kenyamanan.

“Pasar ini banyak dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia. Kita ingin cerita tentang kunjungan ke Pasar Induk Kramat Jati memberikan kesan yang baik bagi siapa saja,” ungkapnya.

Manager Unit Pasar Besar (UPB) Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun menambahkan, sosialisasi revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati sudah dilakukan sejak 9 Desember 2021. Pada tahap awal revitalisasi adalah bangunan grosir U-shape saja yang masa hak pakainya akan segera berakhir di 2024-2025.

“Kami juga sudah meminta mereka menentukan perwakilan agar lebih memudahkan dalam menyampaikan aspirasi. Kalau ada dinamika di lapangan itu wajar, kita akan cari solusi bersama untuk kebaikan semua,” ungkapnya.

Agus menuturkan, revitalisasi pasar dengan luas sekitar 14,7 hektare tersebut memiliki tujuan yang baik, terutama untuk para pedagang itu sendiri. Pasar Induk Kramat Jati sangat potensial menjadi destinasi wisata belanja. Terlebih, lokasinya tak jauh dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang banyak dikunjungi rombongan wisatawan dari berbagai daerah.

“Ada 4.508 tempat usaha dengan 1.666 pedagang eksisting di Pasar Induk Kramat Jati saat ini. Kalau pasar ini semakin bagus, bersih, dan nyaman tentu tentu diharapkan pembeli merasa senang dan terus berbelanja di sini. Dampaknya, omzet penjualan dan kesejahteraan pedagang juga meningkat,” urainya.

Sementara anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Adi Kurnia Setiadi menginginkan agar dalam proses revitalisasi ini jangan sampai membuat para pedagang kehilangan mata pencariannya.

“Saya ingin mereka dapat tetap berjualan dan revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati berjalan. Saya yakin dengan dialog yang baik semua masalah bisa selesai dan ada solusi. Dalam waktu dekat saya akan melakukan peninjauan ke Pasar Induk Kramat Jati untuk melihat kondisi riil di lapangan sekaligus menyerap lebih banyak aspirasi pedagang,” tandasnya. (hop)