Kastara.ID, Motegi — Pembalap Spanyol, Marc Marquez, telah diumumkan resmi berpisah dengan tim pabrikan Jepang, Repsol Honda di akhir musim 2023 ini. Sesungguhnya Marquez dan HRC punya kontrak aktif sampai akhir musim 2024 mendatang.

Perpisahan tersebut setahun lebih awal dan ini sudah pernah terjadi pada pembalap Prancis, Johann Zarco, dengan KTM pada 2019.

Lantas, sejauhmana makna sebuah kontrak jika dapat dilanggar sewaktu-waktu.

Pengamat MotoGP asal Italia, Carlo Pernat mengatakan, Honda seharusnya memberikan denda yang tinggi kepada Marquez atas pelanggaran kontraknya.

“Kami berada di bulan Oktober dengan sebuah perusahaan yang tidak pernah membuka mulut kepada pembalap dan malah terus membicarakan perpisahan. Perusahaan seperti Honda yang tetap berada di bawah kendali hingga bulan Oktober membuat saya bingung,” ungkap Pernat seperti dilansir Motosan.es.

“Kita berbicara tentang pabrikan terbesar yang ditemukan pada akhir Oktober tanpa mempekerjakan pembalap ‘top’ (untuk 2024).

Saya pernah mengelola perusahaan seperti Aprilia dan jika saya mengalami situasi serupa, kecuali atas kesepakatan konsensual, saya akan meminta pembalap membayar denda yang besar,” sambung Pernat.

Tapi masih belum jelas apakah perpisahan antara Marquez dan Honda atas kesepakatan bersama atau harus membayar denda kontrak.

“Tapi Marquez tidak memberikan kesan yang baik kepada kami, terutama setelah beberapa waktu terakhir. Selama bertahun-tahun dia dibayar secara teratur meskipun dia praktis tidak ikut balapan,” imbih pengamat asal Italia itu.

Menurut Pernat, ada banyak hal yang menjadi penyebab Marquez pergi meninggalkan Honda, termasuk karena kesalahan penanganan cedera Marquez yang terjadi pada 2020 lalu, yang akhirnya membuat pemulihan berlangsung lama dan akhirnya sekarang mereka berpisah, tentu dipengaruhi juga oleh faktor lainnya. (tra)