Kelaparan

Kastara.ID, Jakarta – Sedikitnya 22 juta orang di Indonesia masih mengalami kelaparan kronis, sekalipun sektor pertanian dan ekonomi Indonesia telah membuat kemajuan besar selama beberapa dekade terakhir seperti banyak negara lain di kawasan Asia dan Pasifik.

“Menghapus kelaparan di Indonesia memerlukan peningkatan investasi di sektor pertanian dan pedesaan untuk memacu produktivitas, modernisasi sistem pangan dan meningkatkan efisiensi pasar pangan,” kata Mark W. Rosegrant, Peneliti Senior di International Food Policy Research Institute (IFPR) dan Ketua Tim Peneliti pada Laporan ADB tentang Peningkatan Investasi untuk Ketahanan Pangan, dalam keterangan yang dirilis Rabu (6/11).

Laporan tersebut merekomendasikan perubahan strategis dalam investasi pemerintah, perubahan regulasi dan penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kinerja ekonomi Indonesia, di samping untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menghapus kelaparan.

Badan Pusat Statistik mengungkapkan, penduduk miskin Indonesia per Maret 2019 sebesar 9,41 persen atau 25,14 juta orang. Jumlah itu menurun 0,53 juta orang dibandingkan September 2018 dan menurun 0,80 juta orang dibandingkan Maret 2018.

Md Abul Basher, officer di ADB yang menangani spesialis sumber daya alam dan pertanian, menegaskan bahwa Indonesia dapat mengurangi kelaparan pada 2034 melalui peningkatan investasi pertanian, penelitian dan pengembangan pertanian (R&D), infrastruktur irigasi dan efisiensi penggunaan air, dan infrastruktur pedesaan, termasuk jalan, listrik, dan rel kereta api.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin dalam keterangan yang sama mengatakan, untuk menghapus kelaparan Indonesia harus menargetkan investasi pada bidang-bidang yang mampu berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, merealokasi anggaran dan subsidi yang sudah terbukti kurang efektif. (put)