ISIS

Kastara.ID, Jakarta – Badan Kontra Terorisme Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa saat ini kelompok teroris Negara Islam (ISIS) masih bergerak meski berada dalam situasi pandemi virus corona (Covid-19).

Dengan kegiatan itu, mereka bahkan memperkirakan ada lebih dari 10 ribu milisi ISIS yang kembali menyatukan kekuatan di perbatasan Irak dan Suriah.

Menurut laporan Kepala Badan Kontra Terorisme PBB Vladimir Voronkov kepada Dewan Keamanan PBB, para milisi itu terpencar menjadi kelompok-kelompok kecil. Namun, ada tanda-tanda mereka kembali gencar melakukan serangan meski tidak sebesar sebelumnya.

“Namun, kegiatan dan ancaman mereka di zona non-konflik agak menurun dalam jangka pendek. Seluruh bentuk kebijakan seperti pembatasan sosial dan penguncian wilayah akibat Covid-19 secara langsung berdampak menekan serangan teror di banyak negara,” kata Voronkov, seperti dilansir CNNIndonesia, Senin (7/9).

Selain itu, Voronkov menyatakan, ISIS juga mengeksploitasi dampak pandemi terhadap kondisi ekonomi dan politik di dunia.

Voronkov mengatakan, kelompok ISIS di Afrika Barat juga masih bergerak. Bahkan menurut dia, kelompok itu diperkirakan mempunyai 3.500 anggota. Selain itu, ancaman juga datang dari kelompok ISIS Sahara yang bersembunyi di antara Burkina Faso, Mali, dan Niger.

Selain itu, kelompok ISIS di Afrika Tengah juga masih terus menyerang penduduk pedesaan di Kongo dan Mozambik.

Milisi ISIS di Afghanistan, kata Voronkov, juga terlibat peperangan dengan banyak pihak. Termasuk pasukan koalisi asing dan Taliban.

Selain itu, ISIS Afghanistan atau ISIS Khurasan mencoba merekrut anggota dengan propaganda menentang perjanjian damai antara Taliban dan AS.

Sementara di Eropa, ISIS merekrut simpatisan dengan menggunakan propaganda radikalisasi secara daring. (har)