Kastara.ID, Depok – Pendiri Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Depok, Deden Sutrisna mengatakan, FPTI Depok  dibentuk sudah belasan tahun lamanya, bahkan para atletnya berulang kali sudah mendapat prestasi juara.

Untuk kepengurusannya, FPTI Kota Depok saat ini sudah berubah semuanya, bahkan atletnya sekarang susah mendapatkan prestasi panjat tebingnya di berbagai even seperti kegiatan Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat di Bogor dua tahun lalu.

”Atlet panjat tebing dari FPTI Kota Depok tidak bisa meraih prestasi. Jadi kalah dengan atlet dari wilayah lain. Selain itu kami juga mendapatkan laporan dari kawan-kawan termasuk dari para atlet terkait kinerja kepengurusan FPTI Kota Depok, kinerja mereka yang tidak bisa mengurus para atletnya,” ujar Deden, kepada sejumlah wartawan di halaman kantor KONI Depok, Jawa Barat, Rabu (8/5).

Salah satu contoh masalahnya adalah tidak adanya keterbukaan para pengurus FPTI, bahkan juga tidak mendapat perhatian dari kepengurusan FPTI.
Yang lebih mirisnya lagi, papar Deden, masalah uang saku atlet yang diduga dipotong pengurus ketika berlomba di Porda Jawa Barat di Bogor beberapa waktu lalu.

“Jadi, para atlet mengadukan kepada kita katanya, masa uang saku untuk mengikuti Porda Jawa Barat di Bogor, selama 10 hari hanya dikasih Rp 125.000, ini sangat keterlaluan,” ungkapnya.

Deden menambahkan, dasar aduan ini kita bersama para atlet panjat tebing Kota Depok segera mendatangi kantor KONI Depok untuk menyelesaikan permasalahan yang dikeluhkan para atlit. “Jadi, seharusnya masalah ini jangan terlalu lama dibiarkan. Jika dibiarkan, kasihan atlet panjat tebing yang mempunyai prestasi,” pungkasnya.

Orang tua atlet Panjat Tebing Kota Depok, Unyil (37) membenarkan bahwa masalah tersebut terjadi pada putranya. Jadi sepatutnya para pengurus FPTI Kota Depok saat ini untuk lebih baik.
“Untuk itu, kami para orang tua atlet mempertanyakan pengurus FPTI Kota Depok. Masa anak kami hanya dapat uang saku Rp 125.000 selama 10 hari saat bertanding di Porda Jawa Barat di Bogor. Jadi, saya bukan mempermasalahkan anggaran akan tetapi agar pengurus FPTI ini transparan dalam hal tersebut,” pungkasnya. (*)