Vaksinasi

Kastara.ID, Jakarta – Pengadaan mobil baru Istana Kepresidenan senilai Rp 8,35 miliar yang akan digunakan untuk antar jemput tamu negara menuai kontroversi.

Bahkan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta, M Jamiluddin Ritonga, juga ikut menyoroti saat berkomentar kepada Kastara.ID, Rabu (9/2) pagi.

“Di kala kondisi Indonesia normal, bagi negara uang sebesar itu hanyalah recehan. Rakyat juga tidak akan mempersoalkan bila Istana menggunakan uang tersebut untuk membeli mobil baru,” ungkap pengamat yang kerap disapa Jamil ini.

Hanya saja, untuk saat ini, bagi rakyat yang terpuruk ekonomi akibat pandemi Covid-19, uang sebesar itu tentu dinilai sangat besar. Rakyat yang makan saja sudah susah, tentu merasa miris uang sebesar itu bukan digunakan untuk membantu menyambung hidupnya.

“Istana terkesan lebih mementingkan mobil baru untuk antar jemput tamu negara. Sementara sebagian rakyatnya untuk makan normal saja sudah sulit,” tandas Jamil yang juga mengajar Metode Penelitian Komunikasi ini.

Rakyat merasa semakin miris manakala utang negara yang terus bertambah. Di mata rakyat, dalam kondisi keuangan negara seperti itu, tak pantas Istana membeli mobil baru hanya untuk kepentingan antar jemput tamu negara. Kesannya, Istana seperti besar pasak daripada tiang.

Menurut Jamil, hal itu juga mengesankan Istana sudah kehilangan sense of crisis. Istana seolah sudah tak punya empati atas kesulitan rakyatnya.

“Karena itu, sudah saatnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunda pembelian mobil baru tersebut. Jokowi harus menunjukkan masih memiliki sense of crisis, sebagaimana yang sering dimintanya kepada para menterinya,” pungkas Jamil, mantan Dekan FIKOM IIISIP Jakarta ini. (dwi)